dc.contributor.author | MUKTAF, ZEIN MUFARRIH | |
dc.contributor.author | JUNAEDI, FAJAR | |
dc.date.accessioned | 2016-09-28T04:29:23Z | |
dc.date.available | 2016-09-28T04:29:23Z | |
dc.date.issued | 2014 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3206 | |
dc.description | Menjelang Pemilu 2014, para politisi yang mengejar kursi kekuasaan di
lembaga legistlatif dari tingkat daerah sampai dengan tingkat pusat berebut simpati
audiens. Salah satu media yang paling banyak dipilih adalah iklan luar ruang.
Keriuhan komunikasi politik melalui iklan luar ruang ini semakin terasa di
Yogyakarta. Isu keistimewaan Yogyakarta yang sempat menjadi polemik di sekitar
tahun 2010 – 2013 menjadi salah satu isu utama yang dijual para politisi melalui iklan
luar ruang. Politisi Partai Demokrat menjadi politisi yang paling agresif dalam
memasang iklan politik yang bernuansa kata istimewa, seperti iklan Roy Suryo (caleg
nomor urut 1 Partai Demokrat untuk DPR RI). Representasi yang ditampilkan dalam
iklan luar ruang politisi menjelang pemilu 2014 menjadi menarik untuk dikaji dalam
penelitian yang menggunakan metode wacana kritis (critical discourse analysis /
CDA). Metode ini akan melibatkan kajian mengenai apa yang sebenarnya berada di
balik teks iklan politik luar ruang politisi yang dipasang di Yogyakarta. Simpulan dari
penelitian ini adalah bahwa elemen penting dalam membangun wacana keistimewaan,
pertama, yakni menggunakan pendekatan popular dan yang kedua, wacana
keistimewaan dibuat dengan memanfaatkan identitas cultural dan wacana tradisi
untuk menciptakan internalisasi terhadap warga masyarakat Yogyakarta. Wacana
keistimewaan oleh iklan luar ruang milik Roy Suryo dan Ismarindayani yang
berafilisasi dengan Partai Demokrat merupakan tindakan yang kontraproduktif
dengan apa yang dilakukan partainya yang ragu-ragu atau bahkan cenderung menolak
keistimewaan Yogyakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Menjelang Pemilu 2014, para politisi yang mengejar kursi kekuasaan di
lembaga legistlatif dari tingkat daerah sampai dengan tingkat pusat berebut simpati
audiens. Salah satu media yang paling banyak dipilih adalah iklan luar ruang.
Keriuhan komunikasi politik melalui iklan luar ruang ini semakin terasa di
Yogyakarta. Isu keistimewaan Yogyakarta yang sempat menjadi polemik di sekitar
tahun 2010 – 2013 menjadi salah satu isu utama yang dijual para politisi melalui iklan
luar ruang. Politisi Partai Demokrat menjadi politisi yang paling agresif dalam
memasang iklan politik yang bernuansa kata istimewa, seperti iklan Roy Suryo (caleg
nomor urut 1 Partai Demokrat untuk DPR RI). Representasi yang ditampilkan dalam
iklan luar ruang politisi menjelang pemilu 2014 menjadi menarik untuk dikaji dalam
penelitian yang menggunakan metode wacana kritis (critical discourse analysis /
CDA). Metode ini akan melibatkan kajian mengenai apa yang sebenarnya berada di
balik teks iklan politik luar ruang politisi yang dipasang di Yogyakarta. Simpulan dari
penelitian ini adalah bahwa elemen penting dalam membangun wacana keistimewaan,
pertama, yakni menggunakan pendekatan popular dan yang kedua, wacana
keistimewaan dibuat dengan memanfaatkan identitas cultural dan wacana tradisi
untuk menciptakan internalisasi terhadap warga masyarakat Yogyakarta. Wacana
keistimewaan oleh iklan luar ruang milik Roy Suryo dan Ismarindayani yang
berafilisasi dengan Partai Demokrat merupakan tindakan yang kontraproduktif
dengan apa yang dilakukan partainya yang ragu-ragu atau bahkan cenderung menolak
keistimewaan Yogyakarta. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | REPRESENTASI, WACANA, KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA, IKLAN | en_US |
dc.title | PERTARUNGAN WACANA DALAM REPRESENTASI IDENTITAS KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA DALAM IKLAN POLITIK LUAR RUANG PEMILU 2014 | en_US |
dc.type | Other | en_US |