REPRESENTASI ORANG TUA TUNGGAL DAN ANAK DURHAKA DALAM KISAH MALIN KUNDANG DENGAN LATAR BUDAYA MELAYU MINANGKABAU
Abstract
Cerita rakyat merupakan salah satu bentuk sastra yang ada di nusantara. Ia bisa digunakan sebagai media pembentukan moral. Salah satu di antaranya adalah cerita rakyat “Malin Kundang” yang bersal dari Sumatera Barat. Kisah Malin Kundang menceritakan tentang seorang anak lakilaki yang dibesarkan oleh ibunya seorang diri. Namun setelah dewasa, dia malah berbuat sebaliknya dengan menyakiti perasaan ibunya. Itulah sebabnya, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kehidupan orang tua tunggal (wanita) dan seperti apa ciri-ciri dari anak durhaka dalam cerita rakyat Malin Kundang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis semiotika Charles Sanders Peirce dengan menjabarkan antara sign, objek dan interpretant. Kemudian, temuan data diselaraskan dengan latar budaya Melayu Minangkabau. Hasilnya, penelitian ini menemukan bahwa kehidupan orang tua tunggal yang digambarkan dalam kisah”Malin Kundang” memiliki kehidupan mandiri namun sulit dari segi perekonomian. Sedangkan karakter anak durhaka yang ditemukan adalah anak yang membuat orang tua sedih dan menangis (dengan menelantarkan), lebih mementingkan istri ( dengan tidak mengakui orang tua) dan tidak menuruti perintah orang tua.