PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN INTRAOKULAR DENGAN MENGGUNAKAN TONOMETER SCHIOTZ DAN TONOMETER TRANSPALPEBRAL
Abstract
Pengukuran tekanan intraokular (TIO) masih menjadi metode penting untuk mengevaluasi pasien dengan resiko Tonometer transpalpebral berkerja dengan menyentuhkan alat ke kelopak mata sementara Schiotz memerlukan indentasi terhadap kornea. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan secara kuantitatif pengukuran TIO menggunakan tonometer Schiotz dan transpalpebral pada mata yang sehat.
Metode : 164 mata dari 82 pasien sehat berumur 20 hingga 60 tahun diukur menggunakan Schiotz dilanjutkan dengan tonometer transpalpebral dengan satu dokter mata. Hasil merupakan rata-rata setelah tiga kali pengukuran berurutan. Data dianalisis dengan t-test tidak berpasangan untuk menentukan perbedaan hasil.
Hasil : Rata-rata pengukuran menggunakan tonometer Schiotz dan transpalpebral adalah 15,85± 2,85 dan 14,28 ± 2,01 mmHg pada mata kanan dan 15,62 ± 2,20 dan 13,73 ±1,80 mmHg pada mata kiri. Nilai-p pada t-test tidak berpasangan menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dengan nilai <0.01 pada kedua mata. Nilai TIO bervariasi dengan Schiotz mempunyai variasi lebih lebar dan cenderung mempunyai hasil yang tinggi. Tonometer transpalpebral cenderung mengalami estimasi rendah nilai TIO Schiotz.
Kesimpulan : Tonometer Schiotz dan transpalpebral sangat mudah dan portabel digunakan. Namun, kedua alat ini tidak bisa digunakan bergantian karena lebarnya variasi dan perbedaan hasilnya. Tes lebih lanjut harus dilaksanakan bila ditemukan nilai TIO yang ekstrim. Kedua alat ini tidak bisa digunakan sebagai standar emas pengukuran TIO