Pemaknaan Pesan Iklan Politik Online Capres dan Cawapres Republik Indonesia 2019 pada pemilih pemula di DIY- Jateng
Abstract
Pada proses pemilu Presiden dan Wapres tahun 2019, maka saat kampanye paslon merupakan fenomena menarik. Pada tahap tersebut dimulailah proses pembentukan citra yang disebarkan lewat media, baik oleh petahana saat itu, Presiden Joko Widodo didamping Ma’aruf Amin yang berkompetisi dengan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno. Salah satu kampanye lazimnya dilakukan melalui iklan-iklan politik kepada para calon pemilih. Para pemilih menentukan pilihannya berdasarkan pesan dan citra yang mereka lihat dari para kandidat. Setiap lima tahun sekali dalam pemilu capres cawapres di Indonesaia akan selalu ada kategori pemilih pemula dengan jumlah yang signifikan untuk mendulang suara. Selain itu, generasi ini masih minim pengalaman. Menarik untuk mengetahui, bagaimana perilaku pemilih pemula ini menyikapi persuasi, rayuan dan janji-janji dari paslon saat itu dilakukan menggunakan sudut pandang persepsi dan komunikasi persuasif. Melalui sudut pandang persepsi maka ditemukan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemaknaan pesan dari pemilih pemula yang merupakan generasi milenia. Sedangkan persuasi mendasarkan kepada isu-isu yang diangkat sebagai daya tarik bagi calon konstituen pemula.
Metode penelitian akan dilakukan menggunakan teknik analisis pemaknaan (Reception Analysis). Peneliti mengumpulkan iklan politik media online dari dua pasangan capres cawapres pada pemilu 2019 dan kemudian para pemilih pemula ini memberikan pemaknaan. Analisis resepsi memakai pendekatan dari Stuart Hall. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para informan berada pada posisi negotiated position, mereka mengerti pesan yang disampaikan, namin mereka membuat adaptasi ketika memahami pesan tersebut sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki sebab pemilu ini adalah pertama kali mereka lakukan. Pengalaman belum menjadi rujukan dalam proses adaptasinya.