AKU BERKURBAN, AKU PUN DEKAT
Abstract
Kisah Ibrahim a.s. telah menjadi cermin, bagaimana proses pencarian tuhan yang sessungguhnya berujung pada kesediaan untuk berkurban, mempersembahkan anak laki-laki yang sangat dicintainya untuk menunjukkan cintanya kepada Allah, Tuhan Yang Sesungguhnya. Dia (Ibrahim a.s.) tak ingin menuhankan anaknya, karena cintanya. Ia benar-benar hanya ingin mencintai yang tercinta, meskipun harus mengurbankan sesuatu yang sangat dicintainya, demi (untuk) menjadi ruh tauhidnya. Dia persembahkan Ismail – anak laki-laki tercintanya – untuk mewujudkan cintanya kepada Tuhan yang harus dicintainya lebih daripada cintanya kep-ada apa dan siapa pun, termasuk anak lelakinya. Dia telah berhasil melepaskan “ego”-nya demi cintanya kepada Tuhan Yang Dicintainya.