View Item 
      •   UMY Repository
      • 07. RESEARCH CENTER
      • Learning Center's Research
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 07. RESEARCH CENTER
      • Learning Center's Research
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN SRAGEN

      Thumbnail
      View/Open
      Laporan Mandiri.pdf (1.239Mb)
      Date
      2015
      Author
      WIDODO, WIDODO
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Setiap manusia membutuhkan pangan yang cukup, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Masyarakat dunia sekarang telah menyadari akan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam proses produksi pertanian. Saat ini, banyak produk pangan yang tidak sehat karena mengandung zat yang mengganggu kesehatan manusia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, salah satunya adalah beras. Berbagai kasus keracunan bahan makanan dan krisis keamanan pangan menyebabkan masyarakat semakin selektif dalam memilih bahan pangan yang akan dikonsumsi, yaitu dengan mempertimbangkan aspek kesehatan dan keamanan pangannya. Kesadaran dan preferensi konsumen akan pangan yang sehat akan mengakibatkan meningkatnya konsumsi pangan organik. Selain ramah terhadap lingkungan, pertanian organik juga merupakan salah satu alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan stagnasi produktivitas dan semakin menurunnya insentif usahatani karena menurunnya kualitas lingkungan. Prospek pertanian organik, termasuk padi organik sesungguhnya sangat menjanjikan, namun masih terkendala oleh berbagai faktor termasuk diantaranya pengembangan kelembagaan pemasaran beras organik, baik yang dilakukan oleh petani/kelompok tani maupun pedagang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja usahatani dan lembagalembaga pemasaran, fungsi lembaga pemasaran dan kinerjanya. Sampel petani padi organik dipilih secara purposif yaitu Kabupaten Sragen merupakan salah satu lumbung padi di Jawa Tengah yang telah berhasil mengembangkan pertanian padi organik. Pertanian padi organik di Kabupaten Sragen tersebar di 20 Kecamatan dengan luas panen yang selalu meningkat yaitu dari 2.003 ha pada tahun 2004 menjadi 4.300 ha pada tahun 2008. Selain itu, produktivitas usahatani padi organik di Kabupaten Sragen lebih tinggi dibandingkan rata-rata produktivitas padi di Kabupaten Sragen maupun produktivitas padi Jawa Tengah (www.sragenkab.go.id). Penelitian akan dilakukan dengan menentukan 2 sampel wilayah produksi beras, dimana setiap daerah merepresentasikan daerah sentra pertanian padi organik dan semi organik. Wilayah yang diambil dari Kecamatan Sambirejo, yaitu Desa Sukorejo sebagai sentra padi organik dan Desa Sambi sebagai sentra padi semi organik. Dari masing-masing wilayah diambil 1 kelompok tani secara acak dan semua anggota kelompok tani terpilih diambil sebagai petani sampel. Jumlah petani responden yang diambil dari masing-masing desa adalah 31 orang. Pengambilan sampel pelaku pemasaran beras organik dilakukan dengan cara menelusuri pelaku pemasaran secara bertahap, dimulai dari petani, pedagang perantara, pedagang pengecer/perusahaan eceran hingga konsumen akhir beras organik. vii Input usahatani padi organik didominasi dengan pupuk kandang, usahatani padi non organik dilakukan tanpa memberikan input organik, sedangkan usahatani semi organik menggunakan baik pupuk kandang dan input an organik. Besarnya biaya usahatani padi organik hampir sama dengan usahatani padi semi organik, namun lebih rendah dibandingkan dengan usahatani padi non organik. Pendapatan usahatani padi organik lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani padi semi organik dan juga non organik, yang disebabkan karena produksi padi organik lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani padi semi organik dan non organik dan juga harga gabah organik lebih tinggi dibandingkan dengan harga gabah non organik. Pemasaran beras organik dilakukan dengan melalui kelompok tani untuk didistribusikan kepada pedagang besar kabupaten pada saluran pemasaran daerah luar Sragen, dan didistribusikan kepada pedagang pengecer pada saluran pemasaran untuk pasar di Sragen. Saluran pemasaran untuk pasar Sragen mengambil marjin yang lebih rendah dibandingkan dengan saluran pemasaran untuk daerah di luar Sragen, sedangkan farmer share saluran pemasaran untuk pasar Sragen lebih tinggi dibandingkan dengan saluran pemasaran untuk daerah di luar Sragen.
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/4494
      Collections
      • Learning Center's Research

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV