Show simple item record

dc.contributor.authorWIRADINATA, GALIH ERLAMBANG
dc.date.accessioned2016-12-22T04:13:36Z
dc.date.available2016-12-22T04:13:36Z
dc.date.issued2016-12-03
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/7408
dc.descriptionStudi ini berusaha menganalisa tentang representasi kemiskinan struktural yang direpresentasikan lewat video klip Superglad dan Navicula. Melihat pertumbuhan ekonomi membawa akibat yang menghawatirkan, yaitu terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan yang lebih buruk. Kesenjangan ekonomi dan ketimpangan pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok berpendapatan rendah, merupakan masalah yang sangat besar dialami oleh negara berkembang terutama Indonesia. Kota Jakarta merupakan salah satu kota yang pergerakan roda ekonominya berputar sangat pesat di masyarakat, tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat yang tinggal di pinggiran kota maupun masyarakat yang mencukupi kebutuhannya di sektor informal kota dan mengalami kesenjangan ekonomi sehingga membentuk kesenjangan antar kelas sosial diperkotaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika dengan pendekatan John Fiske. Setelah dilakukan analisis data, maka penelitian ini menemukan beberapa hasil sebagai berikut: Pertama video klip Superglad merupakan kemiskinan struktural yang dialami oleh masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh dan mengalami penggusuran. Kedua video klip Navicula merupakan kemiskinan struktural dialami masyarakat yang bekerja di sektor informal dan keberadaannnya terpinggirkan oleh pembangunan. Dalam hal ini, konsep pembangunan yang dilakukan pemerintah belum bisa dijadikan solusi karena mengabaikan asas keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat, pembanguan tersebut berimbas pada naiknya angka kemiskinan dan munculnya sebuah kesenjangan sosialen_US
dc.description.abstractStudi ini berusaha menganalisa tentang representasi kemiskinan struktural yang direpresentasikan lewat video klip Superglad dan Navicula. Melihat pertumbuhan ekonomi membawa akibat yang menghawatirkan, yaitu terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan yang lebih buruk. Kesenjangan ekonomi dan ketimpangan pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok berpendapatan rendah, merupakan masalah yang sangat besar dialami oleh negara berkembang terutama Indonesia. Kota Jakarta merupakan salah satu kota yang pergerakan roda ekonominya berputar sangat pesat di masyarakat, tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat yang tinggal di pinggiran kota maupun masyarakat yang mencukupi kebutuhannya di sektor informal kota dan mengalami kesenjangan ekonomi sehingga membentuk kesenjangan antar kelas sosial diperkotaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika dengan pendekatan John Fiske. Setelah dilakukan analisis data, maka penelitian ini menemukan beberapa hasil sebagai berikut: Pertama video klip Superglad merupakan kemiskinan struktural yang dialami oleh masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh dan mengalami penggusuran. Kedua video klip Navicula merupakan kemiskinan struktural dialami masyarakat yang bekerja di sektor informal dan keberadaannnya terpinggirkan oleh pembangunan. Dalam hal ini, konsep pembangunan yang dilakukan pemerintah belum bisa dijadikan solusi karena mengabaikan asas keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat, pembanguan tersebut berimbas pada naiknya angka kemiskinan dan munculnya sebuah kesenjangan sosialen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFISIPOL UMYen_US
dc.subjectVIDEO KLIP SUPERGLAD DAN NAVICULAen_US
dc.subjectKEMISKINAN STRUKTURALen_US
dc.titleREPRESENTASI KEMISKINAN STRUKTURAL DALAM VIDEO KLIP (ANALISIS SEMIOTIKA DALAM VIDEO KLIP SUPERGLAD DAN NAVICULA)en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Publication
    Berisi naskah publikasi tugas akhir, skripsi, tesis dan disertasi mahasiswa UMY.

Show simple item record