HUKUM AT-TASYBÎK (MENJALIN JARI-JEMARI)
dc.contributor.author | HARYANTO, MUHSIN | |
dc.date.accessioned | 2017-01-20T00:59:47Z | |
dc.date.available | 2017-01-20T00:59:47Z | |
dc.date.issued | 2017-01-20 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/8637 | |
dc.description.abstract | BANYAK orang yang hingga kini masih memertanyakan hukum at-Tasybîk (Menjalin jari-Jemari) bagi orang Islam. Apakah larangan itu bersifat mutlak atau relatif? Para ulama mendiskusikannya dengan mendasarkan pada hadits yang diriwayatkan – antara lain – oleh Ahmad bin Hanbal Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibu Huzaimah, Ibn Hibban, Al-Hakim dan Ad-Darimi, yang berasal dari beberapa orang sahabat, dengan redaksi yang beragam. | en_US |
dc.publisher | UNIRES UMY | en_US |
dc.subject | DAKWAH | en_US |
dc.title | HUKUM AT-TASYBÎK (MENJALIN JARI-JEMARI) | en_US |
dc.type | Article | en_US |