View Item 
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Law
      • Department of Law
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Law
      • Department of Law
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      SENGKETA CINA DAN FILIPINA TERHADAP KEPEMILIKAN LAUT CINA SELATAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

      Thumbnail
      View/Open
      COVER (130.4Kb)
      HALAMAN JUDUL (98.10Kb)
      HALAMAN PENGESAHAN (229.1Kb)
      ABSTRACT (69.63Kb)
      BAB I (125.1Kb)
      BAB II (141.0Kb)
      BAB III (117.0Kb)
      BAB IV (1.192Mb)
      BAB V (73.83Kb)
      DAFTAR PUSTAKA (141.8Kb)
      Date
      2017-01-05
      Author
      PURBOAJI, SATRIO WHINASIS
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Sengketa kepemilikan Laut Cina Selatan bukan isu yang baru di dunia hukum internasional. Aktifitas yang dilakukan Cina di Laut Cina Selatan ditentang oleh Filipina. Cina dianggap mencampuri wilayah Filipina dan masalah itu diajukan kepada Mahkamah Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda yang akhirnya memenangkan Filipina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab sengketa Cina dan Filipina terhadap kepemilikan Laut Cina Selatan dan menganalis penunjukkan Mahkamah Arbitrase Internasional (Permanent Court of Arbitration) sebagai lembaga yang mengadili. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan aturan hukum dan pendekatan kasus. Kemudian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab sengketa Cina dan Filipina adalah adanya tumpang tindih klaim dan adanya ketidakjelasan aturan internasional mengenai kepemilikan wilayah Laut Cina Selatan. Selanjutnya proses penyelesaian sengketa sudah melalui jalur non litigasi (negosiasi) dan litigasi (arbitrase), serta penunjukan Mahkamah Arbitrase Internasional sebagai lembaga yang memutus perkara dapat dibenarkan berdasarkan statuta Mahkamah Arbitrase Internasional dan kedudukannya sebagai arbitral tribunal. Terakhir, penelitian merumuskan saran bahwa keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional dapat dijadikan rujukan dan alat penekan yang dapat digunakan oleh Filipina sehingga sikap Cina terkait klaimnya di Laut Cina Selatan dapat lebih lunak jika suatu saat kedua negara melakukan perundingan untuk menyelesaikan sengketa secara tuntas.
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/8799
      Collections
      • Department of Law

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV