PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI DESA WAYANG KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2016
Abstract
Penelitian ini dilakukan di Desa Wayang Kecamatan Pulung Kabupaten
Ponorogo. Alasan memilih Desa Wayang karena: (1) dalam dokumen Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Desa (LPPD) Wayang tahun 2011-2015
permasalahan dalam pembangunan yaitu partisipasi masyarakat Desa Wayang
dalam berswadaya masih sangat kurang. (2) mayoritas masyarakat Desa Wayang
sebenarnya mau untuk diajak berpartisipasi dalam hal swadaya/gotong-royong,
namun ada satu Dukuh yang sulit diajak bergotong-royong bersama dan disisi lain
dua Dukuh lainnya aktif pada saat diajak bergotong-royong (3) dilihat dari tingkat
kehadiran masyarakat pada saat proses pelaksanaan pembangunan, satu Dukuh
yang dikatakan kurang aktif tersebut lebih sedikit masyarakatnya yang hadir pada
saat pelaksanaan pembangunan dibandingkan dua Dukuh lainnya. Partisipasi
masyarakat dapat dilihat dalam bentuk buah pikiran/ide, tenaga, harta benda,
uang, dan keterampilan. Partisipasi tersebut dibagi kedalam dua tipe yaitu (1)
berdasarkan derajat kesukarelaan: bebas (spontan dan terbujuk) dan terpaksa. (2)
berdasarkan cara keterlibatan: langsung dan tidak langsung.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dan kuantitatif (mix methode). Lokasi penelitian yaitu di Desa Wayang,
yang terdiri dari 3 Dukuh. Objek penelitian dalam penelitian ini ialah Ketua PKD
Wayang, Ketua BPD, dan masyarakat Desa Wayang yang diambil sampel secara
acak (simple random sampling) sebanyak 94 orang dengan pembangian 29 orang
untuk Dukuh Krajan, 34 orang untuk Dukuh Surodipo dan 28 orang untuk Dukuh
Mutih. Teknik analisis data yang digunakan yaitu triangulasi data yang
menggabungkan analisis kuantitaif yaitu statistik deskriptif menggunakan tabel
frekuensi dan skala indeks dari penyebaran kuesioner, serta analisis data kualitatif
dari hasil wawancara dengan Ketua PKD dan Ketua BPD Desa Wayang.
Perbedaan antusias antara masyarakat Dukuh Krajan, Dukuh Surodipo, dan
Dukuh Mutih terdapat pada kesadaran mereka untuk ikut serta dalam pelaksanaan
pembangunan. Hal ini dikarenakan kurangnya pendekatan tokoh masyarakat pada
masyarakat, di Desa Wayang tokoh masyarakat memiliki peran yang sangat
penting dalam menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam pelaksanaan
pembangunan. Jika tokoh masyarakat tidak melakukan pendekatan dengan baik
kepada masyarakat, maka masyarakat akan susah digerakkan untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan di Desa Wayang. Jadi, partisipasi yang diberikan
oleh masyarakat masih bersifat top-down karena masyarakat akan berpartisipasi
jika ada perintah dari tokoh mayarakat dan Pemerintah Desa Wayang, kecuali
partisipasi dalam bentuk harta benda (kayu bakar, makanan dan minuman). Tidak
ada perbedaan tingkat kehadiran masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.
Partisipasi masyarakat di Desa Wayang dalam pelaksanaan pembangunan fisik
tahun 2016 mendapatkan nilai indeks 1,29 dengan kriteria tidak baik. Hal ini
dikarenakan hanya masyarakat sekitar lokasi pembangunan yang berpartisipasi
dalam pelaksanaan pembangunan.