ANALISIS SISTEM DETEKSI DINI TERHADAP KRISIS NILAI TUKAR DI INDONESIA
Abstract
Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997/1998 dan krisis keuangan global pada tahun 2008 memberikan pelajaran yang sangat berharga akan pentingnya untuk membangun sistem deteksi dini sebelum terjadinya krisis, khususnya krisis nilai tukar di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem deteksi dini krisis nilai tukar di Indonesia dengan menghitung indeks krisis nilai tukar dan menentukan variabel apa saja yang dapat menjadi leading indicators dalam krisis nilai tukar. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder time series bulanan dari tahun 1995M01-2015M12. Variabel yang digunakan untuk membentuk Currency Crises Index (CCI) yaitu cadangan devisa dan nilai tukar.
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suku bunga internasional (US), nilai tukar riil, harga minyak dunia dan M2/cadangan devisa. Model analisis yang digunakan yaitu metode pendekatan sinyal (signal approach).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Indonesia telah mengalami empat periode krisis nilai tukar yakni pada tahun 1997-1998, 1999, 2001 dan 2008. Terdapat dua variabel yang dapat menjadi leading indicators atau pemicu potensi terjadinya krisis nilai tukar di Indonesia yaitu variabel suku bunga internasional (US) dan nilai tukar riil. Oleh karena itu, Bank Indonesia harus berhati-hati dalam mengambil kebijakan terkait penentuan suku bunga domestik dengan mempertimbangkan kondisi inflasi dalam negeri dan tetap menjaga kestabilan makro ekonomi, agar dapat meminimalisir dampak dari kenaikan suku bunga internasional (US interest rate) dan nilai tukar riil.