FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MUDHARABA MENGGUNAKAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL DARI TAHUN 2010 HINGGA 2015
Abstract
Pada perbankan syariah memiliki pembiayaan fungsi sebagai penyaluran dana bagi pihak yang
membutuhkan, salah satunya pembiayaan prinsip bagi hasil yaitu mudharaba. Penelitian ini
dilakukan untuk melihat pengaruh jangka panjang dan respon terhadap shock yang terjadi pada
variabel yang diteliti dengan pengaruh variabel TPF, NPF dan PSP Terhadap pembiayaan
mudharaba bank umum syariah di indonesia. Data data yang digunakan dalam penelitian ini
dari laporan keuangan bank umum syariah dan unit usaha syariah di indonesia. Data yang di
ambil laporan keuangan bulanan dari bulan januari 2010 sampai bulan Desember 2015.
Memanfaatkan Vector Error Correction Model atau metode estimasi VECM. Temuan dari
penelitian ini adalah hal ini berarti.
Berdasarkan hasil penelitian dalam jangka panjang pada DPK menunjukan nilai yang
negatif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharaba ini inilah DPK disalurkan pada
pembiayaan lainya karena Mudharaba menurun karena resiko yang tinggi masyarakat
cenderung memilih pembiayaan lainnya. Begitu juga dengan NPF menunjukan negatif dan
signifikan ini dikarenakan semakin rendahnya NPF semakin bagus untuk pembiayaan dalam
perbankan. BHS menunjukan positif dan signifikan dikarenakan sehingga semakin tinggi
tingkat bagi hasil maka semakin tinggi pembiayaan yang diberikan karena keuntungan yang
diperoleh bank pun akan semakin tinggi. Sedangkan jangka pendek Third Party Fund
menyatakan bahwa pada lag 1 menyatakan negatif dan tidak signifikan hal ini terjadi karena
perbankan syariah mengalokasikan TPF pada pembiayaan yang potensial dan menjadi minat
masyarakat dan pada lag 2 menyatakan positif tidak signifikan karena perbankan syariah
meminimalisir kesenjangan alokasi pembiayaan dengan cara menetapkan presentase alokasi
TPF Ini berbeda dengan jangka panjang menghasil kan negatif dan signifikan terhadap
mudharaba. Sedangkan variabel Non Performing Financing dan Profit Sharing Percentage
menghasikan positif dan signifikan Hal ini terjadi karena kenaikan NPF tidak lebih besar dari
selisih pembiayaan (total pembiayaan-total NPF=pembiayaan murni) sedangkan PSP
dikarenakan tingkat bagi hasil yang meningkat di ikuti juga dengan mudharaba yang meningkat
pula. Untuk respon impuls dan kesalahan perkiraan variance decomposition, Profit Sharing
Percentage yang memiliki shock paling tertinggi.