STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK KONSTRUKSI
Abstract
Agar durasi suatu proyek konstruksi tidak mengalami keterlambatan dan
sesuai dengan waktu yang diisyaratkan, maka salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah mempercepat durasi pelaksanaan proyek (crashing). Salah satu
metode yang dapat diterapkan untuk mempercepat durasi pelaksanaan proyek
(crashing) adalah metode Time Cost Trade Off atau metode pertukaran biaya
terhadap waktu.Dengan menggunakan metode Time Cost Trade Off, maka waktu
dan biaya dapat dioptimalkan tanpa mengurangi kualitas yang diisyaratkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan waktu
dan biaya pelaksanaan proyek sebelum dan sesudah kompresi durasi dengan
variasi penambahan jam kerja dan penambahan alat berat, mengetahui
perubahan biaya dan waktu yang paling efektif antara penambahan jam kerja
alat dengan penambahan alat berat dan membandingkan antara biaya akibat
penambahan jam kerja (lembur), biaya akibat penambahan alat berat, dan biaya
denda.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari Kontraktor Pengawas. Analisis data menggunakan program
Microsoft Project 2010, Microsoft Excel 2010 dengan metode time cost trade off.
Lintasan kritis dan kenaikan biaya akibat dari penambahan jam kerja (lembur)
didapat dari analisis program Microsoft Project 2010, sedangkan percepatan
durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi didapat dari hasil analisa
metode time cost trade off.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari ketiga penambahan jam
lembur diperoleh biaya termurah yaitu terdapat pada penambahan lembur 2 jam
dengan durasi crashing 453 hari dan total biaya sebesar Rp158,871,035,969.
Sedangkan untuk penambahan alat berat didapatkan biaya termurah yaitu
terdapat pada penambahan alat berat akibat durasi dari waktu lembur 3 jam
dengan durasi crashing 373 hari dan total biaya sebesar Rp157.557,852,107.
Biaya mempercepat durasi proyek dengan penambahan jam lembur atau
penambahan alat berat lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus
dikeluarkan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.