HUBUNGAN PEMBERIAN SUPLEMEN BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN
Abstract
Latar Belakang : Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan jenis malnutrisi dengan prevalensi tertinggi di dunia yang dapat menyebabkan gangguan konsentrasi belajar, tumbuh kembang terganggu, penurunan aktifitas fisik maupun kreatifitas, serta penurunan daya tahan tubuh pada anak-anak. Suplementasi besi merupakan cara untuk menanggulangi anemia defisiensi besi di daerah dengan prevalensi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara pemberian suplemen besi dengan kejadian anemia defisiensi besi pada anak usia 1-2 tahun.
Metode : Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain penelitian Case Control. Subyek penelitian terdiri dari 12 anak dengan kadar Hb kurang dari 11gr/dL sebagai kelompok kasus dan 24 anak dengan kadar Hb lebih dari atau sama dengan 11gr/dL sebagai kelompok kontrol. Analisis data dilakukan dengan uji fisher dan penetuan nilai OR untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemberian suplemen besi dengan kejadian anemia defisiensi besi pada anak usia 1-2 tahun.
Hasil : Terdapat hubungan antara pemberian suplemen besi dengan kejadian anemia defisiensi besi pada anak usia 1-2 tahun. Anak usia 1-2 tahun yang tidak mendapat suplementasi besi beresiko 8,78 kali lebih besar untuk terkena anemia defisiensi besi dibanding anak usia 1-2 tahun yang mendapat suplementasi besi (OR= 8,78; CI 95%= 6,15-11,41). Insidensi anemia defisiensi besi terbanyak terjadi pada kelompok jenis kelamin laki-laki.
Kesimpulan : Pemberian suplemen besi menurunkan resiko terjadinya anemia defisiensi besi pada anak usia 1-2 tahun.