HUBUNGAN RESISTENSI NYAMUK Aedes aegypti TERHADAP MALATHION DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN SLEMAN, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA
Abstract
Latar Belakang : Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting dan endemis terutama di Kabupaten Sleman. Resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap malathion juga sudah mulai terjadi karena penggunaan malathion yang terus menerus. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap malathion dengan kejadian DBD di Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Metode : Desan penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental analitik dengan desain cross sectional. Data kejadian DBD didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2008-2014, sedangkan data resistensi nyamuk Aedes aegypti didapatkan dari uji resistensi biokemis menggunakan sampel Larva instar III akhir atau instar IV awal yang didapatkan dari 30 desa yang sudah dipilih secara acak. Dari data tersebut, kejadian DBD akan dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Tingkat resistensi nyamuk Aedes aegypti dibagi menjadi empat kategori yaitu rentan, resisten rendah, resisten sedang dan resisten tinggi.
Hasil : Diperoleh hasil uji resistensi sebagai berikut kategori rentan 13,3%, resisten ringan 30%, resisten sedang 36,6% dan resisten tinggi 20% sedangkan jumlah kasus DBD kategori rendah 73,3%, sedang 20% dan tinggi 6,7%. Data hasil uji resistensi biokemis dan jumlah kasus DBD dilakukan uji korelasi dengan menggunakan uji Kendall’s tau diperoleh nilai p value = 0,697.
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap malathion dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman.