OPTIMALISASI PERAN SEBAYA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS PENGETAHUAN ANAK SEKOLAH TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI BERDASAR PERSPEKTIF ISLAM
Abstract
Masa remaja diwarnai oleh perubahan fisik, psikologis, dan munculnya berbagai kesempatan mengahadapi risiko-risiko kesehatan reproduksi. Hasil survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) 2010, menunjukkan 51% remaja telah melakukan seks pranikah dan di Yogyakarta dari 1.160 remaja, terdapat sekitar 37% mengalami kehamilan sebelum menikah dengan kasus aborsi mencapai 60%. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, pergaulan dengan teman sebaya yang tidak sehat, pergeseran budaya dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, maupun perkembangan ilmu teknologi serta revolusi media. Hasil survei yang dilakukan pada siswa-siswi yang berusia 10-12 tahun SD Tlogo menunjukkan bahwa 58,9% tidak pernah mendapat informasi kesehatan mengenai pubertas, 47,9% dan 47,9% tidak mengetahui cara bersuci/taharah, 72,6% telah memiliki smartphone dimana 41% siswa menggunakannya untuk mengakses internet terutama Youtube dan Facebook. Dari segi keagamaan 25% sudah akil baligh, namun 83,5% masih tidak lengkap dalam melaksanakan sholat 5 waktu, 72,6% sudah mempunyai pacar, dan 27,4% tidak saling menghargai dan bersopan santun jika berbicara dengan lawan jenis. Hal ini dapat mempengaruhi derajat kesehatan reproduksi remaja dan menyebabkan tumbuh kembang remaja tidak sehat dan produktif sehingga membutuhkan suatu program yang inovatif yang dapat menanganinya.