PERCERAIAN ORANG TUA DAN PERILAKU KEBERAGAMAAN REMAJA (STUDI KASUS : SMAN 7 TASIKMALAYA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku keberagamaan anak remaja pasca mengalami perceraian orang tua. Subyek dalam penelitian ini adalah anak korban perceraian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil obyek di SMAN 7 Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara melakukan wawancara mendalam, pengamatan, dan dokumentasi.
Informan dalam penelitian ini adalah 3 dari 10 orang remaja yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya dan berusia 17-19 tahun. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan peneliti, diperoleh hasil adanya dampak negatif anak remaja korban perceraian kedua orang tuanya apabila ditinjau dari perilaku keberagamaan, yaitu : informan sering berbohong, mogok sekolah, tidak mengerjakan Shalat, tidak melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, keluyuran malam, dan mabuk-mabukkan. Adapun dampak positif perilaku keberagamaan anak pasca perceraian kedua orang tua yaitu : optimis dalam menggapai cita-cita di masa depan, “Berhijrah” atau memperbaiki diri dalam segi perilaku keberagamaan, dan mental para informan lebih kuat dibanding anak remaja pada umumnya.