NARASI ISLAMOPHOBIA DALAM FILM DOKUMENTER OBSESSION: RADICAL ISLAM’S WAR AGAINST THE WEST DAN THE THIRD JIHAD: RADICAL ISLAM’S VISION FOR AMERICA
Abstract
Pasca aksi terorisme yang dilakukan oleh kelompok al-Qaidah, dan beberapa
serangan brutal lain di berbagai tempat telah mengaburkan perkembangan positif Islam serta
memperparah Islamophobia di negara-negara Barat. Stereotipe Islam sebagai agama yang
mengajarkan kekerasan, perang, dan bentuk kerusakan lain disetir oleh tajuk berita.
Fenomena Islamophobia juga merupakan komoditas yang sering dipakai oleh para politisi
dalam kampanye politik mereka. Selain dijadikan komoditi para politikus, Islamophobia juga
merupakan salah satu industri yang cukup berkembang di Amerika Serikat. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana narasi Islamophobia dalam film dokumenter
Obsession: Radical Islam’s War Against the West dan The Third Jihad: Radical Islam’s
Vision for America. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis bagaimana Islamophobia dinarasikan dalam film dokumenter Obsession:
Radical Islam’s War Against the West dan The Third Jihad: Radical Islam’s Vision for
America.
Peneliti menggunakan beberapa elemen penelitian seperti struktur narasi, unsur narasi
berupa cerita dan alur serta durasi, analisis model aktan dari Algirdas Greimas dan Oposisi
Segi Empat. Dengan struktur narasi, peneliti dapat lebih memahami posisi karakter serta
adegan yang menjadi kunci dari sebuah film. Dengan menggunakan unsur narasi berupa
cerita dan plot serta durasi, peneliti dapat melihat pesan yang hendak disampaikan pembawa
narasi secara jelas. Model Aktan dan Oposisi Segi Empat dapat menjelaskan posisi dan
hubungan antar karakter dalam film.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Islamophobia dinarasikan dalam
beberapa bentuk. Pertama, kekuatan Islam radikal dan Islam fundamentalis disamakan
dengan kekuatan Nazi dan Adolf Hitler bahkan Nazi dianggap tidak lebih berbahaya dari
Islam radikal. Kedua, Islam dianggap hanya mengajarkan dogma-dogma agama yang
membuat penganutnya fanatik dan tidak memiliki rasa toleransi terhadap orang-orang yang
bukan bagian dari mereka. Ketiga, Islam dianggap tidak layak untuk dibandingkan dengan
Barat dan Liberalisme.