Show simple item record

dc.contributor.advisorSUNARYONO, BAMBANG
dc.contributor.authorFIRDAUS, MIFTAH
dc.date.accessioned2018-03-28T04:19:19Z
dc.date.available2018-03-28T04:19:19Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18322
dc.descriptionKeberadaan terowongan bawah tanah Rafah di sepanjang perbatasan Mesir dan Jalur Gaza telah menjadi sumber kehidupan bagi penduduk Gaza. Terowongan bawah tanah Rafah menjadi satu-satunya akses bagi penduduk dan para imigran Gaza untuk pergi ke Mesir dan keluar negeri secara rahasia, karena memang terowongan bawah tanah Rafah merupakan jalur tidak resmi yang tidak dikontrol oleh pihak Mesir. Terowongan bawah tanah Rafah pun menjadi jalur untuk berbagai penyeludupan barang yang dibutuhkan oleh penduduk di Jalur Gaza. Berbagai komoditas seperti hasil pertanian, pangan, bahan bakar, obat-obatan, material pembangunan, hingga senjata ikut masuk melalui terowongan tersebut. Para penduduk dan imigran Gaza lebih memilih menggunakan jalur terowongan bawah tanah Rafah sebagai akses untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan mereka semua. Karena enam jalur pintu masuk dan keluar Jalur Gaza, yakni jalur gerbang Rafah, jalur Karni, jalur Erez, jalur Shufa, jalur Kherem Shaloom, dan jalur Nahil Auz semuanya tidak berada dalam kendali pemerintah Jalur Gaza. Satu jalur yakni jalur Rafah berada dibawah kendali Mesir dan lima jalur lainnya dibawah kendali Israel. Tidak semua orang dan tidak semua barang bisa masuk dan keluar melalui keenam jalur tersebut, ada pengetatan dan ada pemblokadean yang dilakukan oleh Israel dan Mesir terhadap Jalur Gaza melalui jalur-jalur perlintasan pebatasan tersebut. Sehingga penduduk dan para imigran Gaza pun lebih memilih 111 terowongan bawah tanah Rafah sebagai akses untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan mereka semuaen_US
dc.description.abstractKeberadaan terowongan bawah tanah Rafah di sepanjang perbatasan Mesir dan Jalur Gaza telah menjadi sumber kehidupan bagi penduduk Gaza. Terowongan bawah tanah Rafah menjadi satu-satunya akses bagi penduduk dan para imigran Gaza untuk pergi ke Mesir dan keluar negeri secara rahasia, karena memang terowongan bawah tanah Rafah merupakan jalur tidak resmi yang tidak dikontrol oleh pihak Mesir. Terowongan bawah tanah Rafah pun menjadi jalur untuk berbagai penyeludupan barang yang dibutuhkan oleh penduduk di Jalur Gaza. Berbagai komoditas seperti hasil pertanian, pangan, bahan bakar, obat-obatan, material pembangunan, hingga senjata ikut masuk melalui terowongan tersebut. Para penduduk dan imigran Gaza lebih memilih menggunakan jalur terowongan bawah tanah Rafah sebagai akses untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan mereka semua. Karena enam jalur pintu masuk dan keluar Jalur Gaza, yakni jalur gerbang Rafah, jalur Karni, jalur Erez, jalur Shufa, jalur Kherem Shaloom, dan jalur Nahil Auz semuanya tidak berada dalam kendali pemerintah Jalur Gaza. Satu jalur yakni jalur Rafah berada dibawah kendali Mesir dan lima jalur lainnya dibawah kendali Israel. Tidak semua orang dan tidak semua barang bisa masuk dan keluar melalui keenam jalur tersebut, ada pengetatan dan ada pemblokadean yang dilakukan oleh Israel dan Mesir terhadap Jalur Gaza melalui jalur-jalur perlintasan pebatasan tersebut. Sehingga penduduk dan para imigran Gaza pun lebih memilih 111 terowongan bawah tanah Rafah sebagai akses untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan mereka semuaen_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectJalur Gaza, yakni jalur gerbang Rafah, jalur Karni, jalur Erez, jalur Shufa, jalur Kherem Shaloom, dan jalur Nahil Auen_US
dc.titleKEBIJAKAN MIGRASI PEMERINTAH MESIR TERKAIT PENUTUPAN TEROWONGAN RAFAH 2014en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record