SHALAT SESUAI TUNTUNAN NABI SAW
Abstract
Menariknya buku ini karena tidak hanya membahas aspek kontroversi hadis seputar Thaharah dan Shalat Nabi saw secara mendalam, tapi juga membahas aspek spirit shalat supaya berfungsi maksimal seperti yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Buku yang diawali dengan falsafah dan prinsip ibadah ini, mengupas tuntas persoalan kontroversi sekitar shalat yang banyak diperselisihkan di masyarakat, seperti: Hukum menyalatkan jenazah muslim yang tidak shalat, sunnahkah mengejar-ngejar kaki jamaah saat merapatkan shaf, apakah basmalah dibaca lirih atau keras, bagaimana posisi tangan setelah i‘tidal: sedekap atau tidak, mana yang lebih dulu diletakkan saat sujud: lutut dulu atau tangan dulu, apakah jari telunjuk digerak-gerakkan saat tasyahhud atau tidak, cara duduk tasyahhud untuk shalat dua rakaat: iftirasy atau tawarruk, shalat jamaah perempuan di masjid, jumlah minimal jamaah Jum’at, shalat layl Nabi: apakah maksimal 11 rakaat, 21 atau 23 rakaat, ataukah tanpa batasan rakaat, bolehkah shalat tahajjud setelah shalat tarawih plus witir, berapa kali takbir ‘Ied, dan berbagai tata cara shalat yang diperselisihkan kesunnahannya. Buku ini layak menjadi salah satu buku pegangan muballigh, dosen dan mahasiswa pada Perguruan Tinggi manapun, dan masyarakat luas yang ingin menambah khazanah fiqhul-hadîts dan ikhtilâful-hadîts sekitar thaharah dan shalat.