ETNISITAS, AGAMA, DAN INTEGRASI SOSIAL DI NEGERI RANTAU
Abstract
Merantau atau migrasi penduduk di Indonesia sudah
terjadi sejak jaman Kolonial Belanda. Dalam interaksi antar
etnis pendatang dengan penduduk setempat, di samping
konflik, juga ditemukan integrasi sosial. Intergrasi sosial
antara pendatang dengan penduduk setempat antara lain
terjadi pada etnis Minangkabau. Secara sosiologis, merantau
bagi orang Minang keniscayaan dengan tetap membawa
identitas religio-etnis mereka. Ruang lingkup penelitian ini
adalah integrasi sosial antar kelompok masyarakat Sulit Air,
salah satu nagari asal orang Minangkabau dengan masyarakat
Yogyakarta. Pertanyaan penelitiannya adalah: bagaimana
hubungan antara etnisitas dan religiusitas dengan integrasi
sosial pada masyarakat Sulit Air di Jogyakarta?
Penelitian ini menemukan bahwa: pertama, integrasi
sosial terjalin sangat baik antara orang Sulit Air dengan warga
dimana mereka berdomisili di Yogyakarta. Dari sisi kualitas,
integrasi yang terjalin dalam kualitas rendah 0%, kualitas
sedang 24,1%, dan kualitas tinggi (75,9%). Kedua, tidak ada
hubungan yang signifikan antara kualitas integrasi dengan
etnisitas dan religiusitas dalam integrasi antara orang Sulit
Air dengan warga tempat mereka berdomisili di Yogyakarta.
Diperlukan suatu penelitian lanjut untuk mengetahui secara
lebih dalam mengenai mengapa orang Sulit Air sukses
melakukan integrasi sosial itu. Penelitian lanjutan ini
seyogyanya melalui pendekatan kualitatif agar lebih mampu
mendalami realitas yang menopang jalinan integrasi sosial
antara warga pendatang dan penduduk setempat itu.