KESIAPAN SEKTOR KETENAGAKERJAAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) TAHUN 2016
Abstract
Tingkat Globalisasi ASEAN memberikan komitmen yang ketat pada negara antar ASEAN, mengenai kesepakatannya ASEAN Economic Community (AEC). Kesepakatan yang membawa arah pada persaingan diberbagai sektor ini, salah satunya fokus pada sektor tenaga kerja, yang merupakan syarat utama dalam faktor jasa. Konsep Mutual Recognition Arrangement (MRA) merupakan aturan norma yang berlaku dalam pengakuan tenaga kerja yang terampil dan bersertifikasi. Oleh karenanya, dengan melihat daya saing dari ketersediaan data kesempatan kerja dan jumlah angkatan kerja Indonesia yang semakin meningkat, dan berimplikasi pada daerah. Penelitian ini bertujuan pada kesiapan sektor ketenagakerjaan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2016.
Dengan mengadopsi teorinya Leavit dalam Djatmiko (2004), mengenai 3 indikator. Yakni. tingkat individu, tingkat kelembagaan dan tingkat sistem untuk mengukur kapasitas kelembagaan. Kemudian jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara (dept interview) dan dokumentasi. Sehingga, melalui analisis kualitatif, analisis interaktif, dan analisis deskriptif data survey menentukan arah pembahasan pada peran kapasitas Pemerintah Kota Yogyakarta, khususnya Dinas Koperasi, UKM, Tenagakerja dan Transmigrasi dalam menghadapi MEA.
Hasil penelitian menjawab, Pemerintah Kota Yogyakarta telah siap dalam menghadapi MEA. Kesiapan tersebut terukur dari indikator yang ada, dimana ada hubungan yang signifikan dari indikator Tingkat Individu dengan indikator Tingkat Kelembagaan. Kemudian indikator Tingkat Kelembagaan dengan indikator Tingkat Sistem. Sedangkan indikator Tingkat Individu tidak ada hubungannya dengan indikator Tingkat Sistem. Adapun Pendekatan Struktural, Teknologi, Tugas dan Orang dipengaruhi oleh indikator Tingkat Kelembagaan. Hubungan semuanya diukur melalui “uji chi square” yang masing-masing memiliki nilai signifikansinya.