PROSES KONSELING PADA PENYANDANG AUTISME DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL
Abstract
Anak dengan spektrum autis memiliki masalah perkembangan yang cukup berat. Namun mereka memiliki hak yang sama dalam pendidikan, sehingga tidak jarang kita temui mereka di sekolah-sekolah, baik di sekolah luar biasa maupun sekolah umum (inklusi). Anak autis membutuhkan dukungan dari berbagai pihak dalam mengoptimakan kemampuannya. Perkembangan anak autis tidak seperti anak pada umumnya, mereka sering membentuk pola tertentu dan membutuhkan konsistensi yang tinggi. Oleh karena itu sekolah melalui bimbingan konseling memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak terutama keluarga yang memiliki intensitas interaksi sangat tinggi bersama anak. Dengan adanya kerjasama sekolah dan keluarga melalui bimbingan dan konseling, juga akan memudahkan dan membantu keluarga terutama orangtua dalam membangun hubungan serta melakukan intervensi yang tepat dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses konseling pada penyandang Autisme di SLB Negeri 1 Bantul, mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses konseling pada penyandang Autisme di SLB Negeri 1 Bantul. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa : (1) Proses konseling pada penyandang Autisme di SLB Negeri 1 Bantul terbagi menjadi dua proses yaitu proses konseling secara langsung dan proses konseling secara tidak langsung. Proses konseling secara langsung terdiri dari dua proses yaitu melakukan penggalian latar belakang masalah dan penyelesaian masalah. Sedangkan proses konseling secara tidak langsung menggunakan media modelling. (2) Faktor pendukung dalam proses konseling pada penyandang Autisme di SLB Negeri 1 Bantul terdiri dari tiga faktor pendukung yaitu kooperatif, kerjasama psikolog dengan guru, dan pengayaan wawasan / seminar. Sedangkan faktor penghambat dalam proses konseling pada penyandang Autisme di SLB Negeri 1 Bantul terdiri dari tiga faktor penghambat yaitu pergantian guru kelas, perbandingan jumlah guru dengan murid, idealnya dan realitanya, dan kurang pedulinya orang tua akan pendidikan anak.