EVALUASI PENGELOLAAN OBAT TAHAP PENYIMPANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA POLDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Abstract
Pengelolaan obat pada tahap penyimpanan di instalasi farmasi Rumah Sakit
harus dilakukan menjamin kualitas obat, sehingga dapat menjaga efektivitas terapi bagi
pasien dan tidak merugikan Rumah Sakit. Selain untuk menjaga agar sediaan farmasi
tetap pada kondisi yang baik, penyimpanan sediaan farmasi juga penting karena untuk
menjaga agar obat tidak rusak, tidak kadaluarsa, terhindar dari stok mati dan perputaran
obat dalam setahun berjalan dengan maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk
mengevaluasi penyimpanan sediaan farmasi di instalasi farmasi RS Bhayangkara
POLDA DIY.
Penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental yang menggunakan desain
deskriptif dengan pelaksanaan pengumpulan data kualitatif yang diperoleh melalui
wawancara terhadap beberapa pegawai instalasi rumah sakit. Data kuantitatif diperoleh
berdasarkan acuan pada Permenkes RI nomor 72 tahun 2016 dan penelusuran dengan
inikator berupa Turn Over Ratio (TOR), sistem penataan gudang, persentase nilai obat
ED atau rusak, persentase stok mati di RS Bhayangkara POLDA DIY.
Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa sistem penyimpanan di RS
Bhayangkara POLDA DIY belum sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit (Permenkes no 72 tahun 2016). Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian
yang dilakukan, persentase yang didapatkan sebesar 80% untuk persyaratan
penyimpanan, 80% untuk komponen penyimpanan, 50% untuk pengaturan
penyimpanan, 100% untuk metode penyimpanan, 100% untuk pengelolaan obat
emergency, 80% untuk peralatan penyimpanan. Hasil evaluasi penyimpanan obat di
RS Bhayangkara POLDA DIY dengan indikator penyimpanan obat menunjukan hasil
TOR sebesar 4,55 kali dengan standar sebesar 10-23 kali, persentase obat kadaluarsa
sebesar 0,002% dengan standar masih bisa diterima jika < 0,2%, persentase stok mati
0% dengan standar 0%, dan dengan sistem FEFO dan FIFO untuk penataan gudangnya.