HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN DEPRESI DAN KECEMASAN PADA REMAJA DI KOTA YOGYAKARTA
Abstract
Latar Belakang: Obesitas dapat dihubungkan dengan masalah kesehatan mental.
Kecemasan yang timbul akibat obesitas dapat menimbulkan dampak psikologis
yaitu kurangnya rasa percaya diri. Serangan fisik, penganiayaan sosial dan
pelecehan secara verbal merupakan tindakan bullying yang paling sering terjadi
pada remaja, hal tersebut menjadi penyebab depresi dan rendah diri pada remaja
dengan obesitas. Peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang
hubungan obesitas dengan gejala depresi dan kecemasan pada remaja di
Yogyakarta.
Metode: Penelitian cross sectional dilakukan selama bulan Juni hingga Agustus
2018 terhadap 75 responden terdiri dari siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta dan
SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang berusia 13 hingga 19 tahun. Remaja
yang memiliki riwayat gangguan hormonal dan gangguan kejiwaan tidak
diikutsertakan dalam penelitian. Setiap responden dilakukan pemeriksaan tinggi
badan dan berat badan untuk menentukan status gizinya (Indeks Massa
Tubuh/IMT) dan mengisi lembar skrining kecemasan dan depresi kuesioner
HADS. Data berupa skala nominal, rencana analisis dengan univariat, bivariat
menggunakan uji analisis chi square.
Hasil: Sepuluh responden dengan status gizi overweight-obesitas (37%) dan 16
responden dengan status gizi normal (33.33%) mengalami kejadian cemas
depresi. Tujuh belas responden dengan status gizi overweight-obesitas (63%) dan
32 responden dengan status gizi normal (66,67%) tidak mengalami kejadian
cemas depresi. Dengan menggunakan analisis chi-square diperoleh nilai
significancy 0.746. Karena nilai p > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa tidak
didapatkan hubungan obesitas dengan kejadian depresi dan kecemasan pada
remaja di kota Yogyakarta.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan kejadian
cemas-depresi pada remaja di kota Yogyakarta.