REPRESENTASI EKSPLOITASI ANAK DALAM BUKU THE RIDERS OF DESTINY KARYA ROMI PERBAWA (ANALISIS SEMIOTIKA EKSPLOITASI ANAK DALAM BUKU FOTOGRAFI KARYA ROMI PERBAWA)
Abstract
Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) no. 36/0 tanggal 25 Agustus 1990, Indonesia telah meratifikasi konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang hak-hak anak. Konvensi tersebut menegaskan bahwa secara hukum negara memiliki kewajiban untuk menjamin dan melindungi hak anak-anak, baik sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Namun pada kenyataannya, negara masih belum mampu secara maksimal memenuhi kewajibannya untuk melindungi hak-hak anak. Buku The Riders of Destiny merupakan buku yang merekam kehidupan anak-anak yang menjadi joki cilik pada tradisi pacoa jara yang telah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Bima, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Potret kehidupan anak-anak joki cilik yang terangkum pada buku ini memberikan suatu gambaran nyata terhadap praktek eksploitasi anak dalam tradisi pacoa jara berlangsung dengan menggunakan pendekatan fotografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi eksploitasi anak yang terdapat pada foto-foto dalam Buku The Riders of Destiny. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif. Objek dalam penelitian ini menggunakan foto-foto yang terdapat pada Buku The Riders of Destiny karya Romi Perbawa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa anak-anak usia 7-12 yang menjadi joki cilik pada tradisi pacoa jara mengalami tindakan eksploitasi yang dilakukan oleh masyarakat disekitarnya. para joki cilik ini dimanfaatkan sebagai objek tontonan, sebagai komoditas, dan digunakan sebagai objek untuk memenuhi kepentingan-kepentingan dari berbagai pihak. Anak-anak tersebut juga mendapatkan tekanan fisik maupun mental pada saat penyelenggaraan tradisi pacoa jara yang berlangsung.