Show simple item record

dc.contributor.authorWAHYUDI, DODO
dc.contributor.authorSUWARTO, SUWARTO
dc.contributor.authorIRIANTO, HERU
dc.date.accessioned2019-07-10T05:48:35Z
dc.date.available2019-07-10T05:48:35Z
dc.date.issued2019-03-09
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/27814
dc.descriptionIndonesia merupakan negara pemasok sarang-putih (edible swiftlet-nest) terbesar ke Tiongkok, se-lain Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Nilai ekspor komoditas tersebut pada tahun 2017 mencapai 102 juta USD. Permintaan akan produk yang mengandung glikoprotein sangat tinggi tersebut te-rus meningkat sehingga harganya pun menjadi sangat mahal. Salahsatu diantara daerah-daerah penghasil sarang-putih, yaitu: Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu. Selain di alam, sa-rang-putih dihasilkan pula secara buatan melalui lahan budidaya yang biasa dikenali masyarakat lokal sebagai gedong walet. Produktivitas gedong walet mengalami penurunan seiring laju defo-restasi pada areal hutan konsesi terdekat, ditandai dengan menurunnya populasi walet sarang-pu-tih (Callocalia fuciphaga) yang viabel. Studi ini merupakan upaya untuk memahami permasalahan tersebut melalui perbandingan kinerja bisnis sarang-putih menurut tingkat pendidikan formal, pekerjaan utama, luas gedong walet, serta gender. Sebuah penelitian survei dilakukan guna kepen-tingan tersebut dengan random sampling di dalamnya dimana pengumpulan data menggunakan teknik observasi-terstruktur. Adapun pendekatan parametrik berupa Uji Anova ditujukan bagi pembuktian hipotetik atas berbagai gejala yang dicermati. Hasil uji tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja bisnis sarang-putih, kecuali perbandingan menurut luas gedong walet.en_US
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara pemasok sarang-putih (edible swiftlet-nest) terbesar ke Tiongkok, se-lain Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Nilai ekspor komoditas tersebut pada tahun 2017 mencapai 102 juta USD. Permintaan akan produk yang mengandung glikoprotein sangat tinggi tersebut te-rus meningkat sehingga harganya pun menjadi sangat mahal. Salahsatu diantara daerah-daerah penghasil sarang-putih, yaitu: Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu. Selain di alam, sa-rang-putih dihasilkan pula secara buatan melalui lahan budidaya yang biasa dikenali masyarakat lokal sebagai gedong walet. Produktivitas gedong walet mengalami penurunan seiring laju defo-restasi pada areal hutan konsesi terdekat, ditandai dengan menurunnya populasi walet sarang-pu-tih (Callocalia fuciphaga) yang viabel. Studi ini merupakan upaya untuk memahami permasalahan tersebut melalui perbandingan kinerja bisnis sarang-putih menurut tingkat pendidikan formal, pekerjaan utama, luas gedong walet, serta gender. Sebuah penelitian survei dilakukan guna kepen-tingan tersebut dengan random sampling di dalamnya dimana pengumpulan data menggunakan teknik observasi-terstruktur. Adapun pendekatan parametrik berupa Uji Anova ditujukan bagi pembuktian hipotetik atas berbagai gejala yang dicermati. Hasil uji tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja bisnis sarang-putih, kecuali perbandingan menurut luas gedong walet.en_US
dc.publisherPROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectkinerja, tingkat pendidikan formal, pekerjaan utama, luas gedong walet, serta genderen_US
dc.titleKINERJA USAHA BUDIDAYA WALET SARANG-PUTIH (CALLOCALIA FUCIPHAGA) DI KECAMATAN HAURGEULIS, KABUPATEN INDRAMAYUen_US
dc.typeBooken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record