Show simple item record

dc.contributor.authorTRIYONO, TRIYONO
dc.date.accessioned2019-07-13T04:22:41Z
dc.date.available2019-07-13T04:22:41Z
dc.date.issued2019-03-09
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/27980
dc.descriptionPerkembangan teknologi digital telah memunculkan teknologi internet of thing bidang pertanian yang sering disebut sebagai smart farming. Hal ini akan menjadi harapan baru bagi pembangunan pertanian Indonesia ke depan sekaligus tantangan dalam upaya peningkatan daya saing pertanian di pasar global. Dari segi SDM Indonesia akan mengahadapi bonus demogarafi sebagai peluang bagi regenerasi SDM pertanian yang merupakan generasi millenial/digital. Sementara itu permasalahan utama pertanian yang dihadapi Indonesia adalah SDM yang masih rendah, teknologi masih bersifat konvensional, nilai tambah produk masih rendah karena ekspor utama masih berupa bahan mentah serta kontribusi inovasi dalam pertumbuhan ekonomi masih kecil. Oleh karena perlu percepatan transformasi teknologi dan inovasi serta mempersiapkan dan mendorong generasi muda milenial/igeneration untuk mengembangkan pertanian cerdas (smart farming). Percepatan adopsi inovasi dan pemberian insentif dengan terencana (by design) untuk menumbuhkembangkan petani millennial menjadi fokus semua stakeholder terutama pemerintah dan perguruan tinggi untuk mencetak agropreneur/ technoagroprenuer yang berdaya saing. Yakni petani yang memiliki kemampuan mengembangkan nilai tambah produk pertanian yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global sekaligus sebagai job creator (pencipta lapangan kerja bagi pengembangan pertanian yang berwawasan agribisnis secara luas. Selain itu, perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur termasuk telekomunikasi dan kelembagaan pertanian perlu mendapat prioritas untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produk pertanian Indonesia.en_US
dc.description.abstractPerkembangan teknologi digital telah memunculkan teknologi internet of thing bidang pertanian yang sering disebut sebagai smart farming. Hal ini akan menjadi harapan baru bagi pembangunan pertanian Indonesia ke depan sekaligus tantangan dalam upaya peningkatan daya saing pertanian di pasar global. Dari segi SDM Indonesia akan mengahadapi bonus demogarafi sebagai peluang bagi regenerasi SDM pertanian yang merupakan generasi millenial/digital. Sementara itu permasalahan utama pertanian yang dihadapi Indonesia adalah SDM yang masih rendah, teknologi masih bersifat konvensional, nilai tambah produk masih rendah karena ekspor utama masih berupa bahan mentah serta kontribusi inovasi dalam pertumbuhan ekonomi masih kecil. Oleh karena perlu percepatan transformasi teknologi dan inovasi serta mempersiapkan dan mendorong generasi muda milenial/igeneration untuk mengembangkan pertanian cerdas (smart farming). Percepatan adopsi inovasi dan pemberian insentif dengan terencana (by design) untuk menumbuhkembangkan petani millennial menjadi fokus semua stakeholder terutama pemerintah dan perguruan tinggi untuk mencetak agropreneur/ technoagroprenuer yang berdaya saing. Yakni petani yang memiliki kemampuan mengembangkan nilai tambah produk pertanian yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global sekaligus sebagai job creator (pencipta lapangan kerja bagi pengembangan pertanian yang berwawasan agribisnis secara luas. Selain itu, perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur termasuk telekomunikasi dan kelembagaan pertanian perlu mendapat prioritas untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing produk pertanian Indonesia.en_US
dc.publisherPROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectSmart farming, petani milenial, technoagropreneur, daya saingen_US
dc.titlePERTANIAN DI ERA DIGITAL BAGI GENERASI MILENIALen_US
dc.typeBooken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record