dc.contributor.advisor | OKTAFIA, RISKI | |
dc.contributor.author | WAHYUNINGSIH, LINA | |
dc.date.accessioned | 2019-07-13T06:43:09Z | |
dc.date.available | 2019-07-13T06:43:09Z | |
dc.date.issued | 2019-04-04 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/27993 | |
dc.description | Latar Belakang: Hubungan bonding attachment yang baik antara orang tua dan bayinya akan meningkatkan hubungan batin seumur hidup antara ibu dan bayi, perasaan ibu menjadi lega, bayi merasa dicintai. Kondisi psikososial yang tidak baik akan berdampak pada hubungan antara ibu dan bayi dan perkembangan selanjutnya. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan kondisi psikososial dengan bonding attachment ibu dan bayi pada postpartum.
Metode penelitian: Korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah ibu postpartum yang berusia 0-6 minggu sebanyak 94 ibu dengan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah postnatal risk questionnaire (PNRQ) untuk mengukur kondisi psikososial ibu postpartum dan Postpartum Bonding Questionnare (PBQ) untuk mengukur tingkat bonding attachment ibu dan bayi. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan menggunakan proporsi dan analisis bivariat dengan Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden bekerja sebagai IRT (44%), pendidikan terakhir SMA (40%), primipara (63%), jenis persalinan dengan SC (55%), dan pendapatan lebih dari UMR (64%). Sedangkan hasil analisa bivariat menunjukkan adanya hubungan antara kondisi psikososial dengan bonding attachment ibu dan bayi pada masa postpartum sebesar 0,000 (p < 0,005). Ibu dengan kondisi psikososial tidak beresiko akan meningkatkan bonding attachment ibu dan bayi pada masa postpartum. | en_US |
dc.description.abstract | Background. A good bonding attachment between parents and their babies will improve the lifelong relationship between mother and baby, the mother's feeling of relief, the baby feels loved. Psychosocial conditions that are not good will have an impact on the relationship between mother and baby and subsequent developments. Research purpose. To determine the relationship of psychosocial conditions with postpartum maternal and infant attachment bonding.
Methodology. Correlation with cross-sectional approach. The sample of this study was postpartum mothers aged 0-6 weeks as many as 94 mothers with consecutive sampling. The instrument used was the postnatal risk questionnaire (PNRQ) to measure the psychosocial conditions of postpartum mothers and the Postpartum Bonding Questionnare (PBQ) to measure the level of maternal and infant attachment attachments. Data analysis using univariate analysis using proportions and bivariate analysis with Chi-Square.
Result. More than half of the respondents worked as IRT (44%), the last education was senior high school (40%), primipara (63%), type of delivery with SC (55%), and income more than UMR (64%). Whereas the results of bivariate analysis showed a relationship between psychosocial conditions with postpartum maternal and infant attachment bonding of 0,000 (p <0,005).
Conclution. Mothers with psychosocial conditions are not at risk of increasing maternal and infant attachment attachments during the postpartum period | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Bonding attachment, psychosocial conditions, postpartum | en_US |
dc.title | HUBUNGAN KONDISI PSIKOSOSIAL DENGAN BONDING ATTACHMENT IBU DAN BAYI PADA MASA POSTPARTUM | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
359 | en_US |