dc.contributor.advisor | MUNTOHAR, AGUS SETYO | |
dc.contributor.author | KUSUMANINGRUM, DINA | |
dc.date.accessioned | 2019-09-28T03:24:28Z | |
dc.date.available | 2019-09-28T03:24:28Z | |
dc.date.issued | 2019-05-31 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/29169 | |
dc.description | Tanah lempung ekspansif terdapat di banyak daerah Indonesia, salah
satunya di Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Permasalahan pada tanah
lempung ekspansif yaitu terjadi pengembangan ketika musim hujan dan menyusut
pada musim kemarau. Karena adanya perubahan cuaca dan iklim memberikan
pengaruh terhadap karakteristik tanah sehingga perlu dilakukannya stabilisasi tanah
salah satunya stabilisasi secara kimia menggunakan kapur dan abu sekam padi.
Penelitian ini dilakukan pada tanah yang distabilisasi untuk mempelajari pengaruh
kadar air dan jumlah siklus yang diberikan. Pada penelitian ini pengaruh cuaca dan
iklim disimulasikan di laboratorium menggunakan siklus pembasahan dan
pengeringan. Kapur dan abu sekam padi yang digunakan 1:1 dengan presentase
masing-masing sebesar 17% dari berat total. Selanjutnya campuran tanah, kapur
dan abu sekam padi ditambah air dengan tiga variasi kadar air yaitu ODM, OMC,
dan OWM yang masing-masing diperam selama 7 hari. Hasil menunjukkan bahwa
variasi kadar air dan siklus pembasahan pengeringan dapat meningkatkan nilai kuat
tekan (qu) dan secant modulus of elasticity (E50) | en_US |
dc.description.abstract | Expansive clay soils are found in many areas of Indonesia, i.e. in Kasihan,
Bantul, Yogyakarta. Expansive clay soil as a high swell and shrink behaviour. It
will expands in the rainy season and shrink in the dry season. Due to weather and
climate change that influence the characteristics of the soil, soil stabilization is
required. This research use chemical stabilization using lime and rice husk ash.
The aim of this study is to investigate the influence of water content and number of
cycles given on stabilized soil using lime and rice husk ash. In this study the
influence of weather and climate is simulated in the laboratory using wetting and
drying cycle. Comparison of lime and rice husk ash used for stabilization is 1:1
with the amount of 17% of speciment total weight. Soil, lime and rice husk ash
mixture mixed using three variations of moisture content i.e. ODM, OMC, and
OWM. Curing duration for specimen are 7 days. The results show that variation in
moisture content and wetting-drying cycle will increase the compressive strengh
(qu) and secant modulus of elasticity (E50). | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | lime, rice husk ash, water content, wetting-drying cycle, compressive strenght | en_US |
dc.title | UJI DURABILITAS BASAH-KERING TANAH LEMPUNG DISTABILISASI DENGAN KAPUR-ABU SEKAM PADI | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |