STRATEGI KAMPANYE CALON PRESIDEN DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP GENERASI MILENIAL PADA PILPRES 2019
Abstract
Pada gelaran Pilpres 2019 diikuti oleh dua pasangan calon yakni Jokowidan
Prabowo-Sandi. Dalam melakukan kampanye kedua pasangan menggunakan
media sosial instagram sebagai alat untuk menarik suara generasi milenial dengan
memposting berupa ide dan gagasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui strategi kampanye yang dilakukan kedua pasangan di instagram
kepada generasi milenial.
Penelitian ini menggunakan jenis metode kualitatif yang bersifat
kepustakaan. Data primer dari penelitian ini bersumber dari berita online, media
bereputasi kredibel, dan akun-akun instagram kedua pasangan calon baik akun
resmi maupun akun pendukung (influencer, buzzer). Data sekunder yang
diperlukan dengan mengandalkan dokumen berupa jurnal-jurnal, dan buku yang
sesuai dengan penelitian. Untuk teknik analisa dapat dilakukan dengan cara
reduksi data, pembahasan, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan kampanye yang dilakukan kedua
pasangan di media sosial instagram terhadap milenial diukur menggunakan teori
marketing politik dengan 4 indikator yaitu produk, promosi, harga, dan
penempatan. Pada kubu Jokowidengan
misi program kerja yang mengutamakan industri kreatif 4.0. Sedangakan
kubu Prabowomisi
dengan mengutamakan ekonomi kerakyatan. Kedua, promosi yang dilakukan
kedua pasangan, dari kubu Jokowi- trend-trend
milenial dengan gambar virtual Jokowi, mengajak publik figur serta anak muda.
Kubu Prabowo-Sandi dengan membuat sebuah gerakan sebagai identitas
pendukung, menampilkan janji kampanye dengan treasure video menarik. Ketiga
harga, biaya kampanye yang dimiliki Jokowiperusahaan-
perusahaan yang mendukung mereka, sedangkan dari kubu Prabowo-
Sandi lebih banyak dari dana pribadi ditambah dari bantuan dana pendukung.
Keempat penempatan, dalam melakukan penempatan kedua pasangan memiliki 3
kelompok sasaran milenial yaitu pemilih milenial rasional, skeptis, dan kritis.
Dalam hal ini kedua pasangan memiliki relawan muda sebagai tempat
mengaspirasikan pendapat generasi milenial.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kampanye yang
dilakukan kedua kubu di instagram saran kubu Jokowimengunggah
postingan secara bertahap/sering agar milenial lebih faham dengan
program-program yang dijanjikan. Sedangkan dari kubu Prabowo-Sandi perlunya
konten-konten postingan yang berubah-ubah tidak hanya tentang mengandalkan
program yang itu-itu saja sehingga membuat milenial cenderung kurang berminat
untuk melihat.