Show simple item record

dc.contributor.authorBANYURIATIGA, BANYURIATIGA
dc.contributor.authorWIDODO, ARIS SLAMET
dc.contributor.authorSRIYADI, SRIYADI
dc.date.accessioned2016-09-27T06:52:48Z
dc.date.available2016-09-27T06:52:48Z
dc.date.issued2015-06-19
dc.identifier.isbn978-602-7577-43-5
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3025
dc.descriptionPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap pengembangan jambu mete dan mengetahui penerimaan rata-rata petani dari pengembangan jambu mete, dilaksanakan dengan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, petani di Desa Karangtengah sudah mengusahakan jambu mete dengan luas lahan 0,18 – 0,25 ha. Pengembangan jambu mete di Desa Karangtengah dilatarbelakangi keprihatinan sejumlah pihak terhadap keberadaan lahan kritis wilayah tersebut yang belum dimanfaatkan masyarakat. Evaluasi program pengembangan menunjukkan bahwa belum semua petani melakukan petunjuk teknis budidaya yang dianjurkan; belum semua petani mengolah hasil panen; dan penjualan hasil panen masih berpusat di area lokal saja. Persepsi petani terhadap program pengembangan jambu mete termasuk dalam kategori sangat baik untuk variabel penggunaan teknologi, penyuluhan dan pengolahan hasil panen; sedangkan variabel penggunaan modal dan sistem pemasaran termasuk dalam kategori baik. Dari rata-rata luas lahan sebesar 0,21 ha petani menerima Rp 3,7 juta yang diperoleh dari penerimaan gelondong mete sejumlah Rp 1.913.640 dan penerimaan dari kacang mete sejumlah Rp 1.787.000.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap pengembangan jambu mete dan mengetahui penerimaan rata-rata petani dari pengembangan jambu mete, dilaksanakan dengan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, petani di Desa Karangtengah sudah mengusahakan jambu mete dengan luas lahan 0,18 – 0,25 ha. Pengembangan jambu mete di Desa Karangtengah dilatarbelakangi keprihatinan sejumlah pihak terhadap keberadaan lahan kritis wilayah tersebut yang belum dimanfaatkan masyarakat. Evaluasi program pengembangan menunjukkan bahwa belum semua petani melakukan petunjuk teknis budidaya yang dianjurkan; belum semua petani mengolah hasil panen; dan penjualan hasil panen masih berpusat di area lokal saja. Persepsi petani terhadap program pengembangan jambu mete termasuk dalam kategori sangat baik untuk variabel penggunaan teknologi, penyuluhan dan pengolahan hasil panen; sedangkan variabel penggunaan modal dan sistem pemasaran termasuk dalam kategori baik. Dari rata-rata luas lahan sebesar 0,21 ha petani menerima Rp 3,7 juta yang diperoleh dari penerimaan gelondong mete sejumlah Rp 1.913.640 dan penerimaan dari kacang mete sejumlah Rp 1.787.000.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DAN PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)en_US
dc.subjectjambu meteen_US
dc.subjectpersepsien_US
dc.subjectpenerimaanen_US
dc.titlePERSEPSI DAN EVALUASI PENGEMBANGAN JAMBU METE DI DESA WISATA KARANGTENGAH, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTULen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record