WACANA PEMBERITAAN TRAGEDI PENEMBAKAN 31 PEKERJA PEMBANGUNAN JEMBATAN OLEH OPM DI KALI YIGI-KALI AURAK KABUPATEN NDUGA PADA MEDIA KOMPAS DAN REPUBLIKA (ANALISIS WACANA KRITIS PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN REPUBLIKA EDISI 5 SAMPAI DENGAN 12 DESEMBER 2018)
Abstract
Pada tanggal 5 Desember 2018 lalu, berbagai media baik cetak, elektronik,
maupun daring ramai memberitakan sebuah insiden penembakan terhadap 31 pekerja
pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak Kabupaten Nduga, Papua, oleh
kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sejumlah media di Indonesia turut
memberitakan, termasuk surat kabar harian Kompas, dan Republika. Penelitian ini
ingin coba melihat bagaimana surat kabar harian Republika dan Kompas membentuk
suatu wacana dalam memberitakan sebuah insiden yang menimbulkan konflik di
tanah Papua ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis
wacana kritis. Model dari analisis wacana kritis yang digunakan yaitu analisis wacana
kritis model Teun A. van Dijk. Terdapat tiga dimensi berpengaruh dalam sebuah
pemberitaan yang dianalisis dalam penelitian ini, yakni: teks, kognisi sosial, dan
konteks sosial. Dalam hal kewacanaan yang dibangun, kedua media nasional tersebut
memiliki wacana yang berbeda. Republika lebih banyak mengangkat fenomena
kekacauan akibat konflik, memilih menampilkan kronologi mengenai insiden dan
menyuarakan agar pemerintah segera mengambil sikap untuk menghadapi kelompokkelompok
yang
mengancam
kedaulatan
negara. Sementara Kompas lebih mengambil
posisi pada pemberitaan yang aman dan berpihak pada membangun citra positif
pemerintah dengan menampilkan perkembangan penanganan pasca insiden dan
keberlangsungan program pembangunan yang tengah dijalankan oleh pemerintah di
Papua. Alih-alih memposisikan diri sebagai watchdog journalism, Kompas dan
Republika justru sibuk mengangkat wacana yang menguntungkan mereka. Perbedaan
wacana yang diambil oleh media ini akan sangat berpengaruh pada konteks sosial dan
kemudian menjadikan kubu-kubu antara pembaca Kompas dan Republika.