Konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah, membuat warga suriah mencari perlindungan dan mengungsi ke negara-negara tetangga hingga ke wilayah Eropa. Terjadinya arus pengungsi untuk mencari perlindungan menjadikan peluang para imigran ilegal untuk menyusup dalam arus pengungsi. Kasus imigran illegal banyak terjadi di wilayah perbatasan Turki dan Yunani untuk masuk ke wilayah Eropa. Besarnya arus migrasi illegal dan pengungsi Suriah membuat Uni Eropa dan Turki melakukan kerjasama dalam penanganan krisis pengungsi. Kerjasama tersebut terjalin melalui EUTurkey Joint Action Plan dan Eu-Turkey Statement. Di dalam skripsi ini akan meneliti proses kerjasama internasional yang terjalin antara Uni Eropa dan Turki, dan menganalisa tujuan utama dari EU-Turkey Joint Action Plan dan Eu-Turkey Statement. Konsep kerjasama internasional digunakan untuk menganalisa kerjasama antara Uni Eropa dan Turki dari awal terjadinya krisis pengungsi, hingga kesepakatan akhir EuTurkey Statement. Dalam implementasi kerjasama Eu-Turkey Statement berjalan lebih efektif dari kerjasama sebelumnya EUTurkey Joint Action Plan, yang mampu mengurangi dan menahan arus migrasi yang masuk ke kawasan Eropa serta menangani para Pengungsi dibawah Temporary Protection Regulation (TPR) di Turki.