FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK ANTARA TERAPIS DENGAN ANAK PENDERITA DOWN SYNDROME DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN DI SLBN 1 BANTUL TAHUN 2019
Abstract
Komunikasi terapeutik merupakan fasilitas untuk proses penyembuhan. Maka dari itu terapis dituntut untuk memperhatikan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan antara terapis dengan anak down syndrome agar komunikasi yang dijalankan efektif sehingga tujuan penyembuhan dapat tercapai. Anak down syndrome memerlukan perhatian khusus karena biasanya mengalami keterlambatan perkembangan dan masalah perilaku sehingga mempengaruhi komunikasi dan interaksi sosial. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui fase komunikasi terapeutik terapis dengan anak penderita down syndrome dalam membentuk kemandirian di SLBN 1 Bantul. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran komunikasi terapeutik dan metode pengajaran yang disampaikan para pengajar untuk anak penderita down syndrome dalam membentuk kemandirian. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan informan yang berjumlah 3 (tiga) orang. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada empat fase komunikasi terapeutik yang mencakup fase prainteraksi, fase orientasi, fase kerja, dan fase terminasi terhadap anak. Keempat fase komunikasi terapeutik tersebut telah dijalankan oleh kedua informan dan terbukti anak penderita down syndrome di SLBN 1 Bantul dapat mengalami perubahan menuju penyembuhan dalam meningkatkan kemandirian, berinteraksi, dan membangun sikap peduli pada anak down syndrome lainnya, sedangkan satu informan tidak menjalankan empat fase komunikasi terapeutik dengan maksimal sehingga menyebabkan anak malas untuk hadir ke sekolah dan lambat untuk berkembang menuju kearah yang lebih baik.