Show simple item record

dc.contributor.authorHARTAMAN, NURSALEH
dc.date.accessioned2020-02-20T05:53:23Z
dc.date.available2020-02-20T05:53:23Z
dc.date.issued2020-02-20
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31865
dc.descriptionKekuasaan bangsawan di Kabupaten Bone telah bertahan sejak zaman kerajaan, bahkan setelah menyerahkan kekuasaan kerajaan ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, kaum bangsawan masih tetap bertahan meskipun harus mempertahankan kekuasaan dengan ikut dalam pesta demokrasi. Kontestasi politik yang terjadi di Kabupaten Bone merupakan pertarungan kekuatan politik lokal yang selalu memenangkan kalangan bangsawan. Penelitan ini bertujuan untuk mengkaji kekuasaan bangsawan dalam politik lokal dari perspektif habitus, arena, dan modal, baik dalam Pilkada, Birokrasi maupun Partai Politik. Tipe penelitian adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menujukkan dari persepektif habitus, Kepemimpinan Keturunan Bangsawan telah mendapat legitimasi oleh masyarakat dengan prinsip lontara yang masih dipegang teguh oleh pemimpin dari kalangan bangsawan sampai sekarang dan untuk mempertahankan kekuasaan, Bangsawan telah dipersiapkan dengan pola hidup untuk menjadi seorang pemimpin yang berlangsung dari generasi ke generasi. dari pespektif arena terlihat bahwa Patronase birokrasi dan partai politik punya pengaruh besar untuk keberlangungan kekuasaan bangsawan dan Sistem politik menghasilkan kesempatan politik yang dipengaruhi oleh popularitas dan kapasitas yang lahir dari kekuasaan itu sendiri. Terakhir Capital (modal) yang dimiliki oleh bangsawan yaitu Modal sosial, Simbolik, Ekonomi dan Kultural dari keempat modal tersebut modal yang paling kuat adalah modal simbolik yang merupakan Gelar Andi atau Gelar Kebangsawanan yang kemudian di kapitalisasi menjadi alat politik untuk meraup suara dalam kontestasi politik. Modal simbolik mempunyai nilai tawar yang tinggi karena mayoritas masyarakat di Kabupaten Bone masih mempercayai bahwa para keturunan bangsawan mempunyai jiwa kepemimpinan yang sama dengan para raja-raja Bone terdahulu.en_US
dc.description.abstractThe power of the aristocrats in Bone Regency has survived since the days of the kingdom, even after royal power to the Unitary State of the Republic of Indonesia, the aristocracy still survived because it had to maintain power by participating in the democratic party. The political contestation that took place in Bone Regency was a battle of local political forces that always won the battle of Aristocrats. This research purpose to examine the power of the aristocracy in local politics from the perspective of habitus, arena, and capital, both in local elections, bureaucracy and political parties. This type of research is descriptive qualitative. The results of the research show from the perspective of habitus, the leadership of the line of descent has received legitimacy by the people with the lontara principle that is still held firmly by the leaders of the aristocrat ward until now and for defense in, the aristocrat has been prepared with a pattern for people who are seeking help. From the perspective of the arena, it can be seen that the patronage of the bureaucracy and political parties has a great interest in the continuity of the power of the aristocracy and the political system produces political opportunities related to the popularity and capabilities that result from the power. The last, capital owned by the aristocrats that are social, symbolic, economic and cultural capital of the second capital is the most powerful capital symbolic capital which is an Andi title or title of nobility that began with the capability to create a political tool to scoop up votes in political contestation. Symbolic capital has a high bargaining value because it involves the people in Bone Regency still trusting the aristocrat to have the same leadership spirit as the kings.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherMAGISTER ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectAristocratsen_US
dc.subjectLocal Politicsen_US
dc.subjectHabitusen_US
dc.subjectArenaen_US
dc.subjectCapitalen_US
dc.titleKEKUASAAN BANGSAWAN DALAM POLITIK LOKAL DI KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN 2013-2018en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record