PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN DESA MELALUI DESA WISATA PENTINGSARI KABUPATEN SLEMAN
Abstract
Penelitian ini membahas mengenai partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kemandirian desa melalui Desa Wisata Pentingsari tahun 2018. Desa ini merupakan salah satu desa wisata yang cukup terkenal di Indonesia, konteks yang akan dituju ialah mengenai; 1) Bagaimana partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kemandirian desa melalui Desa Wisata Pentingsari tahun 2018; dan 2) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kemandirian?. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, dengan setting penelitian di Desa Wisata Pentingsari, Umbulharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, D.I Yogyakarta, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi langsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk partisipasi yang tergambar dari masyarakat Desa Wisata Pentingsari seperti; 1) Sumbangsih atau Bantuan yang dihasilkan melalui idea/pemikiran (non-fisik), dana, materi, dan tenaga; 2) Pengambilan Keputusan yang dihasilkan melalui program-program pelestarian lingkungan, pengembangan kerjasama, pemberdayaan masyarakat sekitar, peningkatan kesadaran wisatawan, kerjasama-kunjungan-peserta; dan 3) penerimaan manfaat secara merata. Selanjutnya bentuk dalam mewujudkan kemandirian terbagi menjadi tiga sektor seperti: 1) Potensi Ekonomi; 2) Potensi Sosial; dan 3) Potensi Sumber Daya Manusia (SDM). Adapun terkait mengenai Desa Wisata Pentingsari dilalui oleh proses: 1) Berawal dari Masyarakat; 2) Memiliki Muatan Lokal; 3) Memiliki Komitmen Bersama Masyarakat; 4) Memiliki Kelembagaan; 5) Adanya Keterlibatan Masyarakat; 6) Adanya Pendampingan dan Pembinaan; 7) Adanya Motivasi; 8) Adanya Mitra; 9) Adanya Forum Komunikasi dan Adanya Studi Orientasi. Faktor-faktor penghambat dalam hal-hal yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat ialah: 1) kecemburuan sosial; 2) kehadiran masyarakat dalam kegiatan tidak selalunya dihadiri oleh seluruh elemen masyarakat dikarenakan mempunyai jadwal yang berbeda; 3) pembangunan awal-awal mengandalkan iuran dari masyarakat; 4) perbedaan kemampuan dan kesibukan individu; 5) perbedaan pendapat dalam mewujudkan kemandirian desa; 6) bencana alam tahun 2010.