PENERAPAN TEORI LINGKUNGAN NIGHTINGALE MELALUI HELIOTERAPI TERHADAP PERBAIKAN KLINIS PASIEN TUBERKULOSIS DI KECAMATAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Abstract
Pendahuluan: tuberkulosis menjadi salah satu masalah kesehatan global dan menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Penerapan teori lingkungan Nightingale melalui helioterapi merupakan Tindakan non farmakologis untuk menunjang perbaikan klinis pasien tuberkulosis. Sinar Matahari mampu memicu terjadinya sintesis vitamin D pada tubuh sehingga meningkatkan imunitas tubuh untuk perbaikan klinis.
Tujuan: mengidentifikasi penerapan teori Lingkungan Nightingale melalui pemberian helioterapi terhadap perbaikan klinis pasien tuberkulosis di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.
Metode: penelitian ini adalah quasi experiment dengan pretest-posttest control group design. Responden penelitian ini adalah pasien tuberculosis > 18 tahun sebanyak 34 responden dan dibagi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberi helioterapi empat kali seminggu selama empat minggu dengan intensitas pajanan 25 menit sehari. Pengukuran klinis berat badan menggunakan timbangan berat badan. Pengukuran klinis batuk menggunakan Leicester Cough Questioner. Pengukuran klinis sesak menggunakan Borg scale.
Hasil: kelompok perlakuan terjadi perbedaan signifikan pada skor berat badan, batuk dan sesak sesak dengan nilaiρ value < 0,05.
Kesimpulan: ada pengaruh penerapan teori Nightingale melalui pemberian helioterapi terhadapperbaikan klinis pasien tuberkulosis di kecamatan Depok Sleman Yogyakarta.