BERHATI-HATILAH PARA PERUQYAH DAN PEMINTA RUQYAH
Abstract
SAAT ini, tidak sedikit ‘orang’ yang -- karena merasa memiliki kemampuan tertentu – ‘mewartakan’ diri sebagai peruqyah. Bahkan, ‘Dia’ selalu ‘unjuk diri’, serta mewartakan dan menyebarluaskan dengan berbagai iklan bahwa ‘dirinya’ adalah seorang peruqyah yang mâsyâallâh (baca: ‘hebat’). Tindakan ini, menurut pendapat saya – merupakan bagian dari “kesombongan”. Mereka – para pewarta itu – sedikit pun tidak mungkin menjamin apa pun kepada siapa pun dengan ruqyahnya. Karena ‘ruqyah’ itu adalah ‘doa’, yng berfungsi sekadar sebagai obat (syifâ’), dan bukan penyembuh (asy-Syâfî). Ingat … hanya Allahlah ‘Sang Penyembuh’ (asy-Syâfî). Kita, manusia yang dha’îf ini, tak bisa menjamin kesembuhan kepaada siapa pun dengan obat apa pun, termasuk dengan ‘ruqyah’