Show simple item record

dc.contributor.advisorSANTOSO, TITO HADJI AGUNG
dc.contributor.advisorRAHMAN, MUHAMMAD BUDI NUR
dc.contributor.authorFERO, AKHMAD FAZ
dc.date.accessioned2017-01-04T03:36:58Z
dc.date.available2017-01-04T03:36:58Z
dc.date.issued2016-12-07
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/7822
dc.descriptionWaterflood EOR (Enhanced Oil Recovery) merupakan metode untuk meningkatkan perolehan minyak dengan cara menginjeksikan air melalui sumur injeksi, kemudian air akan mendesak minyak menuju sumur produksi. Air dipompakan oleh 4 pompa injeksi SPX DB 34 yang disusun paralel dengan kapasitas masing-masing 30000 bpd pada tekanan 1400 psig. Tetapi saat ini air yang diinjeksikan hanya sekitar 40000-50000 bpd menggunakan 1 atau 2 pompa saja. Tekanan pun dibatasi di bawah 900 psig dikarenakan sering terjadinya kebocoran pada jalur pipa distribusi yang sudah mengalami korosi. Studi kasus dilakukan dengan mengamati kerja pompa injeksi B dan C ketika bekerja individual dan paralel. Data yang digunakan meliputi data pompa, data daily report WTP & WIP dimulai dari bulan Juni-Agustus, data pengukuran di lapangan, dan dokumentasi. Data-data tersebut diolah untuk menentukan head, daya air, daya poros, efisiensi pompa, daya air menuju sistem, efisiensi sistem, dan biaya operasionalnya. Hasil analisis studi kasus menunjukkan bahwa pompa injeksi B menunjukkan efisiensi 78.31% tertinggi pada debit 40335 bpd. Pompa injeksi C menunjukkan efisiensi 73.61% pada debit 40830 bpd. Ketika pompa B dan C bekerja paralel menunjukkan efisiensi 72.03% pada debit 52071 bpd. Efisiensi energi pompa injeksi ketika bekerja individual maupun paralel sangat rendah berkisar dari 36%-42%. Biaya opersional pompa C pada debit 40830 bpd sebesar Rp. 731 juta/bulan. Pompa B pada debit 40335 bpd sebesar Rp. 788 juta/bulan. Ketika pompa B dan C bekerja paralel biaya operasinalnya berkisar Rp. 1.2 M pada debit 50000 bpd – 52000 bpd. Dari hasil analisis di atas dapat dilakukan beberapa cara peningkatan efisiensi energi pompa injeksi yaitu: (1) Mengganti diameter impeller lebih kecil, sebesar 9.425 in (2) Mengganti sistem perpipaan distribusi terpasang dengan spesifikasi API 5L Schedule 80 (3) Mengaplikasikan instrumen AC drive ABB AC2000 MV pada frekuensi 43.05 Hz (4) Mengganti pompa injeksi dengan kapasitas 26000 bpd pada head 700 m.en_US
dc.description.abstractWaterflood EOR (Enhanced Oil Recovery) merupakan metode untuk meningkatkan perolehan minyak dengan cara menginjeksikan air melalui sumur injeksi, kemudian air akan mendesak minyak menuju sumur produksi. Air dipompakan oleh 4 pompa injeksi SPX DB 34 yang disusun paralel dengan kapasitas masing-masing 30000 bpd pada tekanan 1400 psig. Tetapi saat ini air yang diinjeksikan hanya sekitar 40000-50000 bpd menggunakan 1 atau 2 pompa saja. Tekanan pun dibatasi di bawah 900 psig dikarenakan sering terjadinya kebocoran pada jalur pipa distribusi yang sudah mengalami korosi. Studi kasus dilakukan dengan mengamati kerja pompa injeksi B dan C ketika bekerja individual dan paralel. Data yang digunakan meliputi data pompa, data daily report WTP & WIP dimulai dari bulan Juni-Agustus, data pengukuran di lapangan, dan dokumentasi. Data-data tersebut diolah untuk menentukan head, daya air, daya poros, efisiensi pompa, daya air menuju sistem, efisiensi sistem, dan biaya operasionalnya. Hasil analisis studi kasus menunjukkan bahwa pompa injeksi B menunjukkan efisiensi 78.31% tertinggi pada debit 40335 bpd. Pompa injeksi C menunjukkan efisiensi 73.61% pada debit 40830 bpd. Ketika pompa B dan C bekerja paralel menunjukkan efisiensi 72.03% pada debit 52071 bpd. Efisiensi energi pompa injeksi ketika bekerja individual maupun paralel sangat rendah berkisar dari 36%-42%. Biaya opersional pompa C pada debit 40830 bpd sebesar Rp. 731 juta/bulan. Pompa B pada debit 40335 bpd sebesar Rp. 788 juta/bulan. Ketika pompa B dan C bekerja paralel biaya operasinalnya berkisar Rp. 1.2 M pada debit 50000 bpd – 52000 bpd. Dari hasil analisis di atas dapat dilakukan beberapa cara peningkatan efisiensi energi pompa injeksi yaitu: (1) Mengganti diameter impeller lebih kecil, sebesar 9.425 in (2) Mengganti sistem perpipaan distribusi terpasang dengan spesifikasi API 5L Schedule 80 (3) Mengaplikasikan instrumen AC drive ABB AC2000 MV pada frekuensi 43.05 Hz (4) Mengganti pompa injeksi dengan kapasitas 26000 bpd pada head 700 m.en_US
dc.publisherFT UMYen_US
dc.subjectinjeksi air, pompa, efisiensi, biaya operasional.en_US
dc.titleSTUDI KASUS ANALISIS EFISIENSI ENERGI POMPA INJEKSI DI PT. PERTAMINA EP TANJUNG FIELDen_US
dc.typeThesis SKR 445en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record