dc.contributor.author | MUPANGAT, INTAN | |
dc.date.accessioned | 2018-06-26T02:59:51Z | |
dc.date.available | 2018-06-26T02:59:51Z | |
dc.date.issued | 2017-06-05 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/19699 | |
dc.description | Background : Orientasi seksual merupakan gambaran ketertarikan seseorang kepada seseorang lainnya dalam segi seksual baik kepada jenis kelamin yang berbeda (heteroseksual) maupun kepada sesama jenis (homoseksual), sekelompok orang yang jatuh ke dalam hubungan sesama jenis termasuk ke dalam sekelompok orang yang dikenal sebagai Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Saat ini LGBT sudah menjadi suatu gerakan masif pasca Mahkamah Agung Amerika Serikat mengesahkan pernikahan sesama jenis pada Juni 2015. Kualitas kesehatan individu LGBT dapat dikatakan buruk karena stigma yang muncul. Hal tersebut berakibat individu LGBT lebih sulit dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, berakibat timbulnya perilaku menyimpang seperti penyalahgunaan narkoba dan over intake minuman beralkohol, serta meningkatnya resiko HIV. Berdasarkan studi, persepsi seseorang terhadap LGBT dapat dipengaruhi oleh faktor edukasi dan interaksi sosial di sekolah, dan apabila fase perubahan persepsi terjadi, maka akan terdapat pandangan bahwa LGBT merupakan hal yang normal. Mengingat bahwa remaja memiliki sikap terbuka terhadap perubahan, hal ini menunjukkan tingkat urgensi yang tinggi untuk mengetahui seberapa jauh persepsi remaja dan faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Methods : Menggunakan desain deskriptif kualitatif yang eksploratif, mangambil data dengan berkolaborasi dengan partisipan guna mendapatkan hasil yang holistik dan mendukung interpretasi akhir dari data-data yang ada, salah satu metodenya adalah dengan melakukan interview mendalam satu per satu. Partisipan akan menjalani interview secara privat (satu partisipan-satu peneliti) dengan terlebih dulu memberikan informed consent/pernyataan kesediaan menjadi responden secara tertulis dan pertanyaan yang digunakan saat interview adalah pertanyaan terbuka. Catatan peneliti berisi alur pembicaraan yang telah dilakukan untuk menghindari pembicaraan yang berputar-putar Peneliti akan mencatat hal yang berdasarkan pertimbangannya adalah jawaban yang berkaitan penting dengan daftar pertanyaan. Selama interview berlangsung, peneliti merekam pembicaraan dengan menggunakan perekam suara.
Results : Didapatkan 31 kode, 11 kategori, dan 6 tema, dengan gambaran persepsi yaitu tidak mampu memahami agamanya sendiri, perspektif yang bervariasi, dorongan dari dalam, terpengaruh secara pasif, dikucilkan, dan dapat kembali normal.
Conclusion : Berdasarkan hasil dan pembahasan yang saya buat, didapatkan persepsi remaja terhadap fenomena LGBT adalah sebagai berikut:
1. Individu yang memiliki identitas LGBT tidak mampu memahami agamanya sendiri, sehingga memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis.
2. Setiap orang memiliki perspektif yang bervariasi dalam melihat perilaku LGBT, dengan kecenderungan berkenan maupun berkontradiksi terhadap hal tersebut.
3. Seorang individu yang menjadi LGBT dikarenakan dorongan dari dalam dirinya sendiri disertai faktor-faktor yang memperkuat dorongan tersebut.
4. Seorang individu yang menjadi LGBT dikarenakan pengaruh secara pasif diluar keinginan murni/motif individu.
5. Dalam masyarakat tradisional, perilaku LGBT akan dikucilkan dikarenakan tidak sesuai dengan nilai dalam masyarakat.
6. Seseorang yang telah memiliki identitas LGBT dapat menjadi normal kembali dikarenakan LGBT dipandang sebagai kelainan yang dapat sembuh. | en_US |
dc.description.abstract | Background: Sexual orientation is a description of one's attraction to another person in sexual terms both to different sex (heterosexual) as well as to same-sex (homosexual), a group of people falling into same-sex relationships into a group of people known as Lesbians, Gay, Bisexual, and Transgender. Currently LGBT has become a massive movement after the United States Supreme Court endorsed same-sex marriage in June 2015. Individual health quality LGBT can be said to be bad because of the stigma that appears. This makes LGBT individuals more difficult to obtain health services, resulting in aberrant behavior such as drug abuse and alcohol intake, and increased risk of HIV. Based on the study, one's perception of LGBT can be influenced by educational and social interaction factors in school, and when the phase of perception change occurs, there will be a view that LGBT is normal. Given that adolescents have an open attitude toward change, it shows a high level of urgency to find out how far adolescent perceptions and what factors influence them.
Methods: Using descriptive qualitative explorative designs, mangambil data by collaborating with participants in order to obtain holistic results and support the final interpretation of existing data, one method is to conduct in-depth interviews one by one. Participants will be interviewed privately (one participant-one researcher) by first providing informed consent to the respondent in writing and the question used during the interview is an open question. The researcher's notes contain the flow of talk that has been carried out to avoid spinning conversations. The researcher will note things that are based on his considerations are important pertinent answers to the questionnaire. During the interview, the researchers recorded the conversation using a voice recorder.
Results: Obtained 31 codes, 11 categories, and 6 themes, with perceptual images that are incapable of understanding their own religion, varying perspectives, internal impulse, passively influenced, ostracized, and can return to normal.
Conclusion: Based on the results and discussion that I made, got the perception of adolescent to LGBT phenomenon is as follows:
1. Individuals who have an LGBT identity are incapable of understanding their own religion, thus having an interest in same-sex.
2. Everyone has a varied perspective in viewing LGBT behavior, with a tendency to deign or contradictory to it.
3. An individual who becomes LGBT because of his inner encouragement is accompanied by factors that reinforce the impulse.
4. An individual who becomes LGBT is due to passive influence beyond the pure desire / individual motives.
5. In traditional societies, LGBT behavior will be ostracized because it is not in accordance with the values in society.
6. A person who has had an LGBT identity may become normal again as LGBT is seen as a cureable disorder. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | perception, attitude, LGBT, homosexual, adolescent, health, sexual orientation | en_US |
dc.title | PERSEPSI REMAJA DI SMA N 2 PURWOKERTO TERHADAP FENOMENA LGBT | en_US |
dc.type | Article | en_US |