HUBUNGAN ANTARA FAKTOR DEMOGRAFI DENGAN KINERJA DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Faktor demografi dengan kinerja dan kepuasan kerja pegawai pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis korelasi. Analisis deskriptif berisi distribusi item dari masing-masing variabel, sedangkan analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket dan menggunakan skala Likert. Sampel penelitian sebanyak 77 orang pegawai. Pengambilan sampel dari populasi menggunakan metode sensus.
Hasil uji coba pada skala kinerja yang berjumlah 6 item semuanya valid dan reliabel. Sedangkan untuk skala kepuasan kerja yang berjumlah 10 item, ada 1 yang tidek valid yaitu item ke 3, sehingga dikeluarkan dari analisis. Dengan tinggal 9 item tersisa, semuanya valid dan reliabel. Dengan menggunakan nilai signifikansi α=5%, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa faktor demografi yang terdiri dari masa kerja, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan usia, ternyata hanya masa kerja dan tingkat pendidikan yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kinerja. Sedangkan dalam hubungan dengan kepuasan kerja, hanya masa kerja dan usia yang menunjukan ada hubungan yang signifikan. Sedangkan tingkat pendidikan dan jenis kelamin tidak menunjukakan adanya hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja.
Dengan demikian kesimpulan dari penelitian ini adalah dari 4 variabel faktor demografi yang diteliti, hanya 2 variabel menunjukan adanya hubungan yang signifikan dengan kinerja dan hanya 2 variabel yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja. Saran yang dapat diberikan adalah untuk lebih meningkatkan kinerja pegawai BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta maka pihak pimpinan dan instansi perlu memperhatikan variabel-variabel yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kinerja dan kepuasan kerja. Sehingga kebijakan yang diambil dalam rangka meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja karyawan bisa efektif dan efisien. Dengan meningkatnya kinerja karyawan maka kinerja organisasi juga akan meningkat.