dc.description.abstract | Ketidaksiapan remaja memasuki masa pubertas menghadapi perubahan fisik, mental dan sosial berakibat perilaku seks menyimpang. Data Kemenkes 2013 memperlihatkan peningkatan perilaku seks pra nikah remaja sebanyak 8% dalam kurun 5 tahun. Pendidikan seksual berdampak pada ketahanan psikologi remaja. Khususnya perempuan usia sekolah, pendidikan bertujuan untuk mempersiapakan menstruasi pertama (menarche). Islam memandang menstruasi sebagai tanda perempuan sudah balig, masa ketika seseorang mendapat pembebanan syariat. Ketika anak sudah balig dan mempunyai kewajiban ibadah, anak mempunyai kesiapan menghadapinya. Ibu sebagai sumber utama bagi siswi belajar tentang menarche dan menstruasi. Ajaran Islam memberikan tanggung jawab kepada orangtua untuk memberikan pendidikan seksual pada anak yang dimulai saat usia sekolah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan orangtua tentang pendidikan seksual berdasarkan nilai spiritualitas agama Islam pada anak usia sekolah untuk mempersiapkan menstruasi.
Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan croos sectional. Sampel penelitian ini terdiri dari 27 orangtua siswi sanggar Genius Yatim Mandiri Yogyakarta yang ditentukan dengan teknik total sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuisioner.
Hasil: Mayoritas responden adalah ibu rumah tangga berusia 40-49 tahun. Banyak diantara anak mereka belum mengalami menstruasi. Responden pernah bicara tentang menstruasi dengan anak meskipun banyak yang belum mendapatkan pendidikan seksual Islam secara langsung. Responden berpengetahuan baik dengan nilai rata-rata 16,81.
Kesimpulan: Mayoritas reponden yaitu orangtua siswi mempunyai bengetahuan baik tentang pendidikan seksual Islam sehingga dapat memberikan informasi yang tepat terhadap permasalahan seksual anak. | en_US |