DESKRIPSI RANAH PRIVASI DALAM KOMUNIKASI MASYARAKAT PEKERJA (SHAKAIJIN) PENUTUR BAHASA JEPANG DAN PENUTUR BAHASA INDONESIA
Abstract
Topik pembicaraan merupakan hal yang penting untuk menghidupkan suatu percakapan. Namun jika topik pembicaraan tersebut menyinggung privasi mitra tutur maka memungkinkan terjadi kesalahpahaman. Kesalahpamahan lebih memungkinkan terjadi jika budaya di antara penutur bahasa berbeda, termasuk penutur bahasa Jepang dan penutur bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui topik pembicaraan yang dianggap privasi bagi penutur bahasa Jepang dan penutur bahasa Indonesia di kalangan masyarakat pekerja (shakaijin), dan mengetahui persamaan dan perbedaanya. Teknik yang digunakan adalah teknik survey dengan menggunakan angket. Jumlah responden penutur bahasa Jepang sebanyak 93 orang dan jumlah responden penutur bahasa Indonesia sebanyak 101 orang. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa sebagian besar topik pembicaraan yang dianggap privasi penutur bahasa Jepang berkaitan dengan biodata personal, hubungan atau status personal, informasi pada telepon genggam dan internet, barang pribadi, status pekerjaan, dan gaji. Sedangkan bagi penutur bahasa Indonesia biodata personal selain relasi seksual dan status pernikahan, informasi pada telepon genggam selain isi telepon genggam, informasi yang berkaitan dengan internet, dan status pekerjaan tidak dianggap privasi. Dari segi jumlah, topik pembicaraan yang dianggap privasi bagi penutur bahasa Jepang lebih banyak daripada penutur bahasa Indonesia. Dengan demikian, penutur bahasa Indonesia harus lebih hati-hati memilih topik pembicaraan saat berkomunikasi dengan pentur bahasa Jepang