Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorHERTANDHO, FANNY
dc.date.accessioned2018-03-28T03:48:55Z
dc.date.available2018-03-28T03:48:55Z
dc.date.issued2015-12-29
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18320
dc.descriptionBeberapa kasus penembakan warga kulit hitam yang tidak bersenjata oleh Polisi di Amerika Serikat sepanjang tahun 2014-2015 menunjukkan bahwa ketidaksetaraan rasial masih menjadi suatu masalah yang cukup mengkhawatirkan. Setelah sekitar 80 tahun semenjak perubahan progresif dalam hal kesetaraan ras di Amerika Serikat, ternyata masih banyak narasi non-formal yang menggambarkan warga kulit hitam di sana masih distereotype sebagai warga kelas dua. Ketidaksetaraan ini masih banyak tergambar bahkan dalam film-film Hollywood keluaran tahun 2000-an. Salah satu contoh yang dijumpai adalah film Hancock yang di-release tahun 2008, disutradarai oleh Peter Berg. Film ini bercerita tentang seorang superhero yang berkulit hitam, namun tokoh berkulit putih masih hadir mendominasi, dan sang tokoh utama digambarkan mengikuti stereotype klasik kulit hitam. Skripsi ini bertujuan untuk mengupas representasi kepahlawanan Afro-Amerika dalam film tersebut. Masalah yang diangkat dalam skripsi ini dibahas dalam kerangka: (1) Komunikasi dalam pertukaran makna, (2) representasi, dan (3) Afro-Amerika. Metode yang digunakan adalah analisis-semiotika kualitiatif. Simbol-simbol verbal dan non-verbal yang dijumpai pada film ini dimasukkan ke dalam konteks yang ada di zaman sekarang. Hasil analisis menunjukkan bahwa superhero yang menjadi tokoh utama dalam film ini digambarkan sebagai kulit hitam dengan tendensi tindak kriminal. Selayaknya superhero lain, Hancock mempunyai kekuatan, namun dalam sebagian besar durasi film digambarkan sebagai tokoh dengan karakter klasik kulit hitam: pemalas, pengangguran, pemabuk, dan lemah intelejensinya. Karakter yang direpresentasikan pada film ini sedikit banyak mewakili pandangan umum warga kulit putih Amerika terhadap warga kulit hitam. Kesimpulan yang didapat melalui penelitian ini adalah, Hancock walaupun berperan sebagai pemeran utama sekaligus sebagai pahlawan super, masih digambarkan layaknya narasi klasik Afro-Amerika. Representasi terhadap Hancock antara lain, Afro-Amerika sebagai pecandu alkohol, Afro-Amerika yang berfisik kuat tetapi lemah intelejensi, representasi Afro-Amerika sebagai pelaku kriminal, Afro-Amerika pemalas, dan AfroAmerika sebagai masyarakat kalangan menengah ke bawah atau miskin.en_US
dc.description.abstractBeberapa kasus penembakan warga kulit hitam yang tidak bersenjata oleh Polisi di Amerika Serikat sepanjang tahun 2014-2015 menunjukkan bahwa ketidaksetaraan rasial masih menjadi suatu masalah yang cukup mengkhawatirkan. Setelah sekitar 80 tahun semenjak perubahan progresif dalam hal kesetaraan ras di Amerika Serikat, ternyata masih banyak narasi non-formal yang menggambarkan warga kulit hitam di sana masih distereotype sebagai warga kelas dua. Ketidaksetaraan ini masih banyak tergambar bahkan dalam film-film Hollywood keluaran tahun 2000-an. Salah satu contoh yang dijumpai adalah film Hancock yang di-release tahun 2008, disutradarai oleh Peter Berg. Film ini bercerita tentang seorang superhero yang berkulit hitam, namun tokoh berkulit putih masih hadir mendominasi, dan sang tokoh utama digambarkan mengikuti stereotype klasik kulit hitam. Skripsi ini bertujuan untuk mengupas representasi kepahlawanan Afro-Amerika dalam film tersebut. Masalah yang diangkat dalam skripsi ini dibahas dalam kerangka: (1) Komunikasi dalam pertukaran makna, (2) representasi, dan (3) Afro-Amerika. Metode yang digunakan adalah analisis-semiotika kualitiatif. Simbol-simbol verbal dan non-verbal yang dijumpai pada film ini dimasukkan ke dalam konteks yang ada di zaman sekarang. Hasil analisis menunjukkan bahwa superhero yang menjadi tokoh utama dalam film ini digambarkan sebagai kulit hitam dengan tendensi tindak kriminal. Selayaknya superhero lain, Hancock mempunyai kekuatan, namun dalam sebagian besar durasi film digambarkan sebagai tokoh dengan karakter klasik kulit hitam: pemalas, pengangguran, pemabuk, dan lemah intelejensinya. Karakter yang direpresentasikan pada film ini sedikit banyak mewakili pandangan umum warga kulit putih Amerika terhadap warga kulit hitam. Kesimpulan yang didapat melalui penelitian ini adalah, Hancock walaupun berperan sebagai pemeran utama sekaligus sebagai pahlawan super, masih digambarkan layaknya narasi klasik Afro-Amerika. Representasi terhadap Hancock antara lain, Afro-Amerika sebagai pecandu alkohol, Afro-Amerika yang berfisik kuat tetapi lemah intelejensi, representasi Afro-Amerika sebagai pelaku kriminal, Afro-Amerika pemalas, dan AfroAmerika sebagai masyarakat kalangan menengah ke bawah atau miskin.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectrasisme, superhero, representasien_US
dc.titleREPRESENTASI AFRO-AMERIKA (ANALISIS SEMIOTIK DALAM FILM HANCOCK)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record