STRATEGI NILAI TAMBAH (VALUE ADDED) PENGGUNAAN TEKNOLOGI LAPAROSKOPI DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
Abstract
Latar belakang:Industri pelayanan jasa rumah sakit yang semakin kompetitif
membuat rumah sakit berlomba-lomba untuk melakukan inovasi teknologi.
Demikian pula dengan RSU PKU Muhammadiyah Bantul, melihat peluang pasar
yang ada, maka dilakukan pengadaan peralatan bedah laparoskopi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan strategi ini diharapkan akan membuat
RSU PKU Muhammadiyah Bantul menjadi rumah sakit unggulan serta dapat
bersaing dengan rumah sakit lain di Kabupaten Bantul.
Tujuan penelitian:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi
peningkatan nilai tambah pelayanan medis dengan teknologi laparaskopi pada
RSU PKU Muhammadiyah Bantul.
Metode penelitian:Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Subyek dalam penelitian ini adalah pihak manajemen RSU PKU Muhammadiyah
Bantul yang mempunyai pengetahuan tentang pengadaan teknologi laparoskopi
pada rumah sakit tersebut.Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
tabel rantai nilai.
Hasil penelitian:Strategi nilai tambah pelayanan medis dengan teknologi
laparoskopi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul pada pra pelayanandengan
melakukan market research untuk melihat peluang pasar yang tersedia, pada
tahap pelayanan dengan mengedepankan kualitas hasil bedah, pada pasca
pelayanan dengan pemantauan kondisi pasien. Strategi pada kegiatan pendukung,
yaitu pada budaya organisasi dilakukan melalui keterbukaan informasi dan
komunikasi yang baik, pada struktur organisasi telah dipisahkan masing-masing
bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya, sumber daya manusia telah ada, namun
dengan jumlah yang masih kurang memadai.
Kesimpulan:Meskipun pasien puas dengan kualitas hasil bedah laparoskopi di
RSU PKU Muhammadiyah Bantul, namun pasien tetap mengeluhkan biaya yang
mahal, tarif yang tidak sesuai pada saat awal pemeriksaan dengan sesudah operasi.
Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan yang lengkap sebelum operasi serta
penjelasan yang rinci tentang biaya tindakan kepada pasien.Serta belum terbangun
budaya kebersamaan.