KEBERPIHAKAN MEDIA MENJELANG PILPRES 2019 (ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2019-2024 PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS, JAWA POS DAN REPUBLIKA PERIODE 10 AGUSTUS-16 AGUSTUS 2018)
Abstract
Kontestasi politik pilpresyang menjadi agenda sakral lima tahunan sekali di negara demokrasi seperti Indonesia ini tentu tidak lepas dari framing surat kabar. Beberapa surat kabar atau koran memandang dinamika pilpres tersebut melalui sudut pandang yang berbeda, termasuk tiga surat kabar harian besar seperti Republika, Jawa Pos, dan Kompas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberpihakan pemberitaan, perbedaan sudut pandang dari ketiga surat kabar harian tersebut mengenai pemilu presiden 2019, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut. Kerangka teori dalam penelitian ini meliputi konstruksionisme dalam media massa, berita dalam pandangan konstruksionisme, analisis framing dalam berita dan faktor-faktor pembingkai berita. Data penelitian berupa pemberitaan mengenai dinamika pilpres 2019 pada Surat Kabar Harian Republika, Jawa Pos dan Kompas edisi 10 – 16 Agustus 2018. Data tersebut dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan dianalisis menggunakan analisis framing model William A. Gamson & Modigliani.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan keberpihakan serta perbedaan sudut pandang antara ketiga surat kabar tersebut. Republika menekankan pemberitaan pilpres 2019 dengan memuat keterlibatan yang intens dari kalangan ulama dalam menyukseskan paslon, Kemudian Jawa Pos menitik beratkan pemberitaannya mengenai drama di antara kedua koalisi dalam menentukan figur cawapres dari masing-masing calon, selain itu Jawa Pos juga memuat pemberitaan prihal aturan kampanye dan maraknya penyebaran berita hoax menjelang pemilu. Kemudia Surat Kabar Kompas hadir dengan sudut pandang yang nyaris sama dengan Jawa Pos namun dikemas dengan bahasa yang lebih santai dan tidak frontal, Kompas juga menjadi satu-satunya koran yang mengangkat isu dampak ekor jas pemilu 2019. Adapun perbedaan sudut pandang surat kabar tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ekstra media meliputi pemerintah dan narasumber, serta faktor ideologi dari ketiga surat kabar tersebut.