PERBANDINGAN WAKTU PELAKSANAAN METODE TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP PADA PROYEK PEMBANGUNAN BASEMENT GEDUNG BERTINGKAT TINGGI
Abstract
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian di Indonesia, pembangunan gedung bertingkat banyak dilakukan guna memenuhi kebutuhan akan tersedianya sarana penunjang. Namun, ketersediaan lahan di kotakota besar untuk menunjang kebutuhan tersebut semakin sedikit, sedangkan dalam pelaksanaan konstruksi diperlukan area yang cukup luas. Metode pekerjaan bottom up merupakan metode pelaksanaan yang paling umum digunakan, namun biasanya pelaksanaannya berlangsung lebih lama karena pekerjaan struktur baru dapat dimulai setelah pekerjaan galian dikerjakan. Maka dari itu, kontraktor selaku pelaksana perlu merencanakan serta memilih metode pelaksanaan yang efisien dari segi waktu dan alur pelaksanaan, tanpa mengurangi kualitas atau hasil pekerjaan. Perkembangan teknologi di bidang konstruksi memunculkan metode pelaksanaan konstruksi yang memungkinkan sebuah struktur dibangun di lokasi yang memiliki area lahan terbatas, metode tersebut yakni top down. Metode ini merupakan kebalikan dari metode bottom up dengan urutan pekerjaan dimulai dari atas ke bawah, serta pekerjaan dapat dilaksanakan secara bersamaan sehingga diharapkan dapat mempersingkat waktu pelaksanaan. Dalam penelitian ini, metode yang dilakukan adalah peninjauan langsung pada objek yang dijadikan bahan penelitian untuk mendapatkan data, melakukan analisis durasi pelaksanaan dari volume pekerjaan yang dilakukan, melakukan simulasi pekerjaan terhadap kedua metode pelaksanaan dengan microsoft project, serta melakukan analisis perbandingan terhadap kedua metode konstruksi yang digunakan. Hasil yang diperloeh dari penelitian yang dilakukan adalah penggunaan metode konstruksi top down memakan durasi pelaksanaan konstruksi selama 294 hari, sedangkan metode bottom up memakan durasi pelaksanaan konstruksi selama 329 hari