dc.contributor.author | Rohmadi, Syamsul Huda | |
dc.date.accessioned | 2020-02-06T03:12:56Z | |
dc.date.available | 2020-02-06T03:12:56Z | |
dc.date.issued | 2020-01-05 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31527 | |
dc.description | Akal bila tidak dioptimalkan dalam bentuk berpikir kritis berakibat pada
stagnan (terhenti), sedangkan dinamika sosial kehidupan berjalan dengan cepat.
Dinamika sosial ini berdampak bergesernya nilai kehidupan manusia termasuk
cara berpikir manusia. Sedangkan berpikir dengan akal sehat merupakan suatu
kelayakan melihat peranan manusia di bumi ini, berpikir akal sehat merupakan
integrasi akal, hati dan nafsu, disebut dalam al-Qur’an dengan istilah ûlû alalbâb,
secara konsep motivasi pengembangan akal sehat disebut dalam al-
Qur’an, tapi kenapa realita dunia Islam stagnan ?. Ada hal terputus antara
konsep dan realita, penelitian ini menggali konsep ûlû al-albâb dengan
pengembangannya perspektif psikologi pendidikan Islam, dengan mencari
makna ûlû al-albâb dan pengembangan akal sehat. Ûlû al-albâb dalam al-
Qur’an sebanyak 16 kali dengan topik yang berbeda, yaitu, al-Baqarah: 179,
197, 269, Ali Imran: 7, 190, al-Maidah: 100, Yusuf: 111, al-Ra’d: 19, Ibrahim:
52, Shad: 29, 43, al-Zumar: 9, 18, 21, al-Mu’minun: 54, dan al-Thalaq: 10.
Penelitian ini kajian pustaka (library research), penulis memperoleh data
melalui studi pustaka. Pengumpulan data yaitu sumber utama atau sumber
primer, dengan memakai tafsir Ibnu Katsir sebagai tafsir klasik dan tafsir
modern yang dikeluarkan Kementerian Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya,
serta buku-buku pendukung yang terkait akal sehat dan ûlû al-albâb. Analisis
data dengan tafsir maudhu’i (tafsir tematik) dan tafsir hermeneutika subjektif
(tafsir setiap kata dan kejadian waktu lampau), kemudian menelaah ayat-ayat
dalam al-Qur’an yang terkait dengan ûlû al-albâb dan pengembangan akal sehat
menganalisanya dari berbagai perspektif baik teks dan kontekstual, terkhusus
dalam perspektif psikologi pendidikan Islam.
Penulis menemukan konsep pengembangan akal sehat berbasis ûlû alalbâb
dengan mengintegrasikan akal, nafsu dan hati saat terjadi proses berpikir
sebagaimana ûlû al-albâb dalam al-Qur’an. Pengembangan yang penulis
temukan; pertama pengembangan akal sehat ranah spiritual, kedua akal sehat
ranah sosial, ketiga akal sehat moral, keempat cendekiawan berbasis ûlû alalbâb,
dan kelima manusia profesional. Bentuk akal sehat berbasis ûlû al-albâb
adalah; berpikir secara komperehensif, mencetak shaleh individu dan shaleh
sosial, peka terhadap problematika kehidupan menyimpang, membuka diri untuk
kehidupan yang baik, negarawan yang baik. Rekomendasi perlu digali konsep
akal sehat berbasis ûlû al-albâb dengan khasanah yang lebih lanjut, sehingga
menemukan peta-peta psikologi Islam yang dikembangkan | en_US |
dc.description.abstract | Reason if not optimized in the form of critical thinking results in
stagnation (stalled), while the social dynamics of life go quickly. Social change
results in a shift in the value of human life including human thinking. Whereas
thinking with common sense is a worthy look at the role of humans on this earth,
common sense is the integration of mind, heart and lust, referred to in the al-
Qur'an as a term ûlû al-albâb, conceptually the motivation for developing
common sense is called in the al-Qur'an, but why is the reality of the Islamic
world stagnant?. There are things mislink off between concepts and reality. This
research explores the concept of ûlû al-albâb by developing the perspective of
Islamic educational psychology, by searching for the meaning of al-albab and
the development of common sense. Ûlû al-albâb in al-Qur'ans 16 times with
different topics, namely; al-Baqarah: 179, 197, 269, Ali Imran: 7, 190, al-
Maidah: 100, Yusuf: 111, al-Ra’d: 19, Ibrahim: 52, Shad: 29, 43, al-Zumar: 9,
18, 21, al-Mu’minun: 54, and al-Thalaq: 10.
This research is qualitative library research, data is obtained through
library research. Data collection is the main source or primary source, by using the
interpretation of Ibn Kathir as a classic interpretation and modern interpretation
issued by the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia, al-Qur’an dan
Tafsirnya, and related supporting books. Analysis of the data with the interpretation
of maudhu'i (thematic interpretation) examines the verses in the Qur'an which are
related to ûlā al-albāb and the development of common sense analyzes it from
various perspectives both text and contextual, especially in the perspective of
psychology and psychology of Islamic education.
The author discovers the concept of developing common sense based on
ûlā al-albāb with the integration of reason, lust and heart when thinking, as ûlā alalbāb
in the al-Qur'an. Development that the writer found; first the development of
common sense in the spiritual realm, second common sense social realms, the three
moral common sense, the four scholars based on ûlā al-albāb, and the five
professional humans. The form of common sense based on ûlā al-albāb is; think
comprehensively, being individual pious and social pious, sensitive to the problems
of deviant life, open yourself to a good life, good statesman. Recommendations
need to be explored with the concept of common sense based on ûlû al-albâb with
further treasures, thus finding maps of Islamic psychology developed. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | PROGRAM DOKTOR ILMU PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | common sense | en_US |
dc.subject | ûlû al-albāb | en_US |
dc.subject | civilization | en_US |
dc.title | PENGEMBANGAN AKAL SEHAT BERBASIS ÛLÛ AL-ALBÂB | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |