dc.contributor.advisor | SRI ATMAJA PJNNR | |
dc.contributor.advisor | DIAN SETIAWAN | |
dc.contributor.author | SETIAWAN, BUDI | |
dc.date.accessioned | 2017-10-03T02:23:31Z | |
dc.date.available | 2017-10-03T02:23:31Z | |
dc.date.issued | 2017 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/15289 | |
dc.description | Sumatera Selatan adalah provinsi yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) batu bara yang melimpah, khususnya di kabupaten Muara Enim, Lahat, Musi Banyuasin dan Musi Rawas. Potensi yang ada sekitar 18,13 milyar ton batu bara, sedangkan lebih dari 13,07 milyar ton batu bara belum dikelola sepenuhnya. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Nasional di dalam RIPNas akan membangun jalur ganda kereta api, pada lintas layanan Muara Enim – Lahat khususnya di Stasiun Sukacinta. Dengan adanya jalur ganda ini diharapkan mampu mengoptimalkan angkutan barang khususnya batu bara di Provinsi Sumatera Selatan. Pembanguna jalur ganda akan berpengaruh pada tata letak jalur kereta api yang ada pada stasiun sehingga perlu direncanakan ulang. Dan juga perlu adanya peningkatan panjang jalur efektif di stasiun, perencanaan wesel, perencanaan peron dan perencanaan persinyalan untuk mendukung operasional jalur ganda kereta api.
Penelitian tentang tata letak jalur di Stasiun Sukacinta menggunakan metode analisis data yang berasal dari data sekunder yang didapatkan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Indonesia Divre III Sumatera Selatan. Perencanaan tata letak jalur kereta api mengacu pada Peraturan Menteri No. 60 Tahun 2012 tentang perencanaan konstruksi rel dan Peraturan Menteri No. 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Kereta Api. Sedangkan panjang jalur efektif di Stasiun Sukacinta dihitung berdasarkan rangkaian kereta api terpanjang yang berhenti di Stasiun.
Hasil penelitian didapatkan perancangan jalur baru dan peningkatan jalur eksisting di Stasiun Sukacinta dengan menambah jalur sayap (jalur IV) dengan panjang jalur efektif 1050 m, serta mengubah jalur III menjadi jalur raya. Peningkatan kelas peron dari sedang menjadi tinggi dan lebar peron 2 m, denga jenis penempatan peron yaitu island platform, serta menambah jumlah peron diantara jalur III dan IV. Meningkatkan fasilitas persinyalan dari sinyal mekanik menjadi sinyal elektrik. Konfigurasi jalur rel menjadi 4 jalur dengan jalur I dan II sebagai jalur raya dan jalur III dan IV sebagai jalur sayap dengan panjang efektif tiap-tiap jalur adalah 1050 m. Kemudian mengubah jenis wesel dari 1:10 menjadi 1:12 dengan jumlah 9 wesel. | en_US |
dc.description.abstract | Sumatera Selatan adalah provinsi yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) batu bara yang melimpah, khususnya di kabupaten Muara Enim, Lahat, Musi Banyuasin dan Musi Rawas. Potensi yang ada sekitar 18,13 milyar ton batu bara, sedangkan lebih dari 13,07 milyar ton batu bara belum dikelola sepenuhnya. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Nasional di dalam RIPNas akan membangun jalur ganda kereta api, pada lintas layanan Muara Enim – Lahat khususnya di Stasiun Sukacinta. Dengan adanya jalur ganda ini diharapkan mampu mengoptimalkan angkutan barang khususnya batu bara di Provinsi Sumatera Selatan. Pembanguna jalur ganda akan berpengaruh pada tata letak jalur kereta api yang ada pada stasiun sehingga perlu direncanakan ulang. Dan juga perlu adanya peningkatan panjang jalur efektif di stasiun, perencanaan wesel, perencanaan peron dan perencanaan persinyalan untuk mendukung operasional jalur ganda kereta api.
Penelitian tentang tata letak jalur di Stasiun Sukacinta menggunakan metode analisis data yang berasal dari data sekunder yang didapatkan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Indonesia Divre III Sumatera Selatan. Perencanaan tata letak jalur kereta api mengacu pada Peraturan Menteri No. 60 Tahun 2012 tentang perencanaan konstruksi rel dan Peraturan Menteri No. 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Kereta Api. Sedangkan panjang jalur efektif di Stasiun Sukacinta dihitung berdasarkan rangkaian kereta api terpanjang yang berhenti di Stasiun.
Hasil penelitian didapatkan perancangan jalur baru dan peningkatan jalur eksisting di Stasiun Sukacinta dengan menambah jalur sayap (jalur IV) dengan panjang jalur efektif 1050 m, serta mengubah jalur III menjadi jalur raya. Peningkatan kelas peron dari sedang menjadi tinggi dan lebar peron 2 m, denga jenis penempatan peron yaitu island platform, serta menambah jumlah peron diantara jalur III dan IV. Meningkatkan fasilitas persinyalan dari sinyal mekanik menjadi sinyal elektrik. Konfigurasi jalur rel menjadi 4 jalur dengan jalur I dan II sebagai jalur raya dan jalur III dan IV sebagai jalur sayap dengan panjang efektif tiap-tiap jalur adalah 1050 m. Kemudian mengubah jenis wesel dari 1:10 menjadi 1:12 dengan jumlah 9 wesel. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | FT UMY | en_US |
dc.subject | Jalur Efektif, Jalur KA, Peron Stasiun, Tata Letak Jalur, Wesel | en_US |
dc.title | PERANCANGAN TATA LETAK JALUR DI STASIUN SUKACINTA UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL JALUR GANDA KERETA API MUARA ENIM – LAHAT (Studi Kasus : Stasiun Sukacinta Lintas Layanan Muara Enim – Lahat) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
F T
411 | en_US |